Sky Tower dan Kereta Gantung Pulau Kumala Masih Punya Harapan

ADVERTORIAL – Dua ikon wisata yang dahulu menjadi kebanggaan Pulau Kumala, yakni Sky Tower dan kereta gantung, kini menjadi sorotan setelah bertahun-tahun terbengkalai tanpa kepastian revitalisasi. Kedua fasilitas tersebut, yang pernah menjadi daya tarik utama destinasi wisata Kutai Kartanegara (Kukar), sudah tidak lagi berfungsi sejak 2017.
Sky Tower, menara pandang berputar buatan Jerman, dan kereta gantung yang menghubungkan Pulau Kumala dengan daratan Tenggarong Seberang—buatan Austria—pernah menjadi simbol kemajuan pariwisata Kutai Kartanegara (Kukar). Namun, masalah teknis yang tidak tertangani secara tuntas mengakibatkan keduanya dihentikan operasionalnya demi alasan keselamatan.
“Dulu sempat menjadi ikon Pulau Kumala, tapi setelah terjadi kerusakan teknis yang signifikan, operasionalnya dihentikan demi alasan keselamatan. Sejak 2017, kedua wahana ini tidak digunakan lagi,” ujar Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Ridha Patrianta, Senin (30/06/2025), di Tenggarong.
Kereta gantung, dengan jalur melintang di atas Sungai Mahakam, dulunya memberikan pengalaman unik bagi wisatawan yang ingin menikmati lanskap kota dan sungai dari ketinggian. Demikian pula Sky Tower, yang menawarkan pemandangan 360 derajat Kukar, sempat menjadi favorit pengunjung.
Kini, kondisi fisik keduanya memunculkan kekhawatiran dari masyarakat, terutama karena tidak adanya kejelasan terkait masa depan fasilitas tersebut. Ridha menyatakan bahwa untuk mengaktifkan kembali kedua wahana itu, diperlukan kerja sama dengan produsen dari luar negeri, termasuk evaluasi teknis dan pengamanan anggaran yang tidak kecil.
“Kami tidak bisa mengambil langkah gegabah karena menyangkut keselamatan dan teknis pengoperasian yang kompleks. Selain itu, untuk memperbaikinya harus ada kerja sama kembali dengan produsen luar negeri dan tentu saja ini perlu anggaran dan waktu yang tidak sedikit,” jelasnya.
Meski begitu, Dispar Kukar saat ini memusatkan perhatian pada elemen wisata yang dinilai lebih realistis dan berkelanjutan. Fasilitas seperti taman publik, panggung budaya, dan zona UMKM menjadi prioritas dalam pengembangan Pulau Kumala ke depan, sejalan dengan visi Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri.
Dalam dokumen masterplan pariwisata yang disusun Kementerian Pariwisata, revitalisasi Sky Tower dan kereta gantung memang belum masuk dalam program utama. Namun, Ridha memastikan bahwa kajian lanjutan tetap akan dilakukan.
“Kami akan lakukan kajian teknis dan kelayakan yang menyeluruh. Jika hasil kajiannya menunjukkan bahwa fasilitas ini masih bisa diselamatkan dan layak untuk dioperasikan kembali, tentu akan kami dorong. Tapi saat ini, semua masih dalam tahap evaluasi dan penyesuaian dengan arah masterplan,” tegasnya.
Situasi ini menjadi pelajaran penting bahwa dalam pengembangan wisata, keberlangsungan operasional dan perawatan teknis merupakan faktor yang tak kalah krusial dibandingkan pembangunan fisik. Komitmen jangka panjang dan perencanaan berkelanjutan dibutuhkan agar fasilitas wisata dapat benar-benar memberi nilai tambah bagi daerah.[]
Penulis: Suryono | Penyunting: Aulia Setyaningrum