Bahasa Kutai Masuk Kurikulum SMP di Kukar

ADVERTORIAL— Di tengah ancaman memudarnya bahasa daerah akibat derasnya modernisasi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menggagas langkah konkret untuk menyelamatkan Bahasa Kutai. Salah satunya dengan menggelar Workshop Penyusunan Modul Pembelajaran Bahasa Daerah bagi guru SMP se-Kukar pada 16–17 Juli 2025 di Hotel Grand Fatma, Tenggarong.
Kegiatan ini menghadirkan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai narasumber utama dan diikuti oleh 50 guru SMP perwakilan dari seluruh kecamatan di Kukar. Tujuannya, memperkuat pembelajaran Bahasa Kutai melalui modul yang terstruktur, kontekstual, dan sesuai dengan kebutuhan siswa tingkat menengah. Dalam sambutannya, Nuraini dari Disdikbud Kukar menekankan pentingnya melestarikan bahasa daerah sebagai warisan yang tidak ternilai.
Bahasa Kutai merupakan identitas masyarakat Kutai dan warisan budaya yang tidak ternilai. Melalui pembelajaran bahasa ini, kita tidak hanya mengajarkan komunikasi, tetapi juga nilai-nilai luhur lokal yang penting untuk pembentukan karakter anak bangsa,” ujar Nuraini, Rabu (16/07/2025).
Workshop ini menghadirkan Nurul Masfufah dan Nur Bety dari Balai Bahasa Kaltim, yang menyampaikan materi mulai dari gambaran umum Bahasa Kutai hingga teknik penyusunan modul ajar untuk kelas VII, VIII, dan IX. Para peserta juga terlibat dalam praktik langsung menyusun modul dan mendapatkan bimbingan teknis menyeluruh.
Modul yang dirancang menitikberatkan pada pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa, dengan menyisipkan materi yang sarat unsur budaya lokal seperti sejarah Kutai, cerita rakyat, tokoh adat, lagu daerah, hingga kuliner khas. Modul juga dirancang agar fleksibel digunakan oleh guru di berbagai kondisi sekolah.
Melalui kegiatan ini, Disdikbud Kukar berharap Bahasa Kutai tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan menjadi kebanggaan generasi muda. Pendidikan formal di sekolah dinilai sebagai media strategis untuk menanamkan kembali kecintaan terhadap bahasa dan budaya sendiri. []
Penulis: Suryono | Penyunting: Aulia Setyaningrum