DPRD Tekankan Sistem Peringatan Dini untuk Tanggap Darurat Lebih Cepat

ADVERTORIAL – Peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana menjadi fokus utama pelatihan Kaji Cepat Bencana yang baru saja digelar di Kota Samarinda. Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Ardiansyah, menekankan bahwa ilmu yang diperoleh dari pelatihan harus segera diaplikasikan di lapangan agar berdampak nyata bagi warga.

“Artinya teman-teman yang sekarang sudah mendapatkan ilmu dari pelatihan yang sudah dilaksanakan ini kita berharap mereka bisa terjun ke masyarakat langsung,” ujar Ardiansyah saat ditemui di Hotel Aston Kota Samarinda pada Jumat (15/08/2025) siang.

Ardiansyah menyebut bahwa penyebaran pengetahuan tidak harus rumit. Peserta diharapkan berbagi ilmu di lingkungan masing-masing dan berkoordinasi dengan RT untuk menyampaikan informasi yang diperoleh selama pelatihan. “Berkomunikasi di wilayah mereka masing-masing di tempat tinggal masing-masing, berkoordinasi dengan RT untuk membagi ilmunya, apa yang didapatkan selama pelatihan ini,” jelasnya.

Keterlibatan mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) menjadi strategi penting untuk memperluas jangkauan pendidikan kebencanaan. Ardiansyah berharap mahasiswa aktif bersosialisasi di lapangan agar ilmu yang diperoleh selama lima hari pelatihan dapat tersebar ke seluruh pelosok Samarinda. “Dan tadi juga saya tekankan kepada anak-anak, teman-teman, adik-adik dari Unmul itu agar sering ke lapangan bersosialisasi, supaya segera ilmu yang hari ini didapat selama 5 hari dapat bisa tersebar ke semua pelosok Samarinda,” tegasnya.

Selain itu, Ardiansyah mengingatkan bahwa pemahaman teori tidak cukup. Praktik langsung di lapangan menjadi kunci agar peserta benar-benar memahami prosedur penanganan bencana. “Yang pasti yang selama 5 hari pelatihan ini ya, jangan cuma sekedar teori yang kita dapatkan selama pelatihan, tapi aplikasinya yang paling penting,” ungkapnya. Ia menambahkan, pengalaman lapangan akan terus menambah wawasan peserta. “Karena sering-sering ke lapangan justru akan menambah ilmu terus,” lanjutnya.

Pelatihan ini juga dimanfaatkan untuk memperkuat sistem peringatan dini. Ardiansyah mencontohkan, penanganan kebakaran lebih cepat karena adanya relawan yang siap siaga di lapangan dan koordinasi melalui grup khusus. “Memang kita harus membangun sistem, jadi sistem peringatan dini artinya ketika ada bencana kebakaran misalnya itu walaupun sekarang ini secara otomatis sudah banyak juga relawan-relawan kebakaran kita di lapangan yang ya alhamdulillah, ketika ada satu kejadian itu cepat sekali, cepat sekali penanggulangannya karena kita juga punya grup itu,” jelasnya.

Ke depan, penyempurnaan prosedur operasi standar (SOP) diharapkan mempercepat koordinasi tanggap darurat untuk berbagai bencana, termasuk kebakaran, banjir, dan longsor. “Jadi tinggal kita membangun sistemnya, merapikan lagi, artinya SOP ketika ada kejadian-kejadian seperti itu bukan hanya sekedar kebakaran, banjir, longsor koordinasinya biar cepat gitu penanggulangannya,” pungkasnya.[]

Penulis: Selamet | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *