Paskibraka Kaltim untuk Upacara 17 Agustus Sudah Melalui Seleksi Khusus
ADV LIPSUS – Pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-78, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka sebagai petugas pengibar dan penurunan Bendera Merah Putih menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat Indonesia.
Demi menjadi salah satu anggota Paskibraka, calon anggota harus melalui tahap rekrutmen dan seleksi yang berjenjang. Berawal dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.
Mulanya, setiap Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat menyeleksi anak didiknya untuk mengikuti seleksi Paskibraka di tingkat kabupaten/kota.
Diungkapkan oleh Letnan Dua Infantri Nendar, terdapat syarat yang harus dipenuhi oleh para calon Paskibraka seperti memiliki tinggi dan berat badan yang sesuai dengan ketentuan.
“Dari Dispora sendiri sudah menyiapkan sekolah-sekolah, sehingga Dispora pusat menyeleksi langsung dibentuk tim, dari mulai PBB dasar, gerakan, postur sehingga semua sesuai prosedur ketentuan,” ungkap Letda Infantri Nendar.
Selanjutnya, Letda Infantri Nendar menjelaskan perihal umur yang masuk anggota Paskibraka rata-rata berada di kelas 2 SMA pada umumnya adalah berusia 17 Tahun, namun bisa saja ada yang berumur 16 tahun atau 18 tahun.
“Mengapa kelas dua, karena kelas dua SMA jika sudah mengikuti latihan tidak mengganggu aktivitas belajarnya sehingga ada senggang waktu untuk latihan dan di izinkan, kalau kelas tiga SMA kan harus fokus belajar mengikuti ujian dan lainnya,” ucapnya.
Menurutnya, di sela-sela pelatihan inti, mereka juga dibekali pelatihan formasi baik pada saat kenaikan bendera maupun penurunan bendera. Pihaknya yakin, bahwa para calon Paskibraka ini bisa mengikuti latihan intensif ini dengan baik, mengingat mayoritas dari mereka merupakan perwakilan terbaik dari sejumlah SMA/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masing-masing yang sudah memahami betul dasar Peraturan Baris Berbaris (PBB). Di mana, sebagian dari mereka ini sudah bergabung dalam ekstrakurikuler Pasukan Khusus Pengibar Bendera di sekolahnya.
Penulis : Rudy Fadlansyah | Editor : Eka Mustari Beduttang