Bos Perampok Diringkus
Otak perampokan yang membawa 650 gram emas dan uang tunai Rp 62 juta dari rumah caleg terpilih Rahmat Mulyono dan Mahmud pada Mei lalu ditangkap anggota Jatanras Polda Kaltim.
Anwar, warga Bondowoso, Jawa Timur, yang diketahui merupakan bos rampok tersebut ditangkap di rumahnya, 26 Juni lalu. Dia lalu dibawa ke Balikpapan, Sabtu (29/6) lalu, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Fajar Setiawan didampingi Kasubdit Jatanras Ditreskrimum AKBP Christian Tory mengungkapkan, tertangkapnya Anwar bermula dari laporan Agus Wibowo yang rumahnya di Strat 3 Kampung Timur dirampok pada 27 Mei lalu kepada Polsek Balikpapan Utara. Saat itu, komplotan Anwar membawa uang Rp 166 juta, 3 ponsel, dan 1 laptop, dengan total kerugian sekira Rp 200 juta.
Setelah dilakukan penyelidikan, terungkap bahwa yang melakukan aksi tersebut merupakan Anwar. Polisi akhirnya mengejarnya ke Bondowoso dan menangkapnya. Ketika diinterogasi, ternyata Anwar juga merupakan otak dari perampokan di rumah Rahmat Mulyono di Km 12 dan kediaman Mahmud di Km 17.
“Awalnya kami fokus mencari perampok di Strat 3. Ternyata dia (Anwar) juga merupakan dalang perampokan di Km 17 dan Km 12,” ujar Fajar.
Anwar melakukan aksinya dibantu tiga rekannya yang juga berasal dari Bondowoso. Mereka sudah terlebih dahulu ditangkap aparat gabungan Polres Balikpapan dan Polsek Balikpapan Utara. “Di Bondowoso dia terkenal sebagai perampok dan sudah dua kali ditahan,” terangnya.
DIBANTU SEKURITI BUMN
Sebagai pendatang yang baru bermukim dua pekan di Balikpapan, Anwar menggandeng Hendra sebagai orang yang berperan sebagai penunjuk sasaran. Diketahui, Hendra yang bekerja sebagai sekuriti di salah satu BUMN ini masih ada hubungan keluarga dengan Anwar.
Rumah Agus Wibowo yang dirampok kawanan Anwar merupakan tetangga dari kakak Hendra. Polisi akhirnya juga mencokok Hendra di rumahnya. Dari tangannya ditemukan motor yang dipakai Anwar untuk menjalankan aksinya. “Saya dikasih Rp 3 juta dan 3 motor,” kata Hendra.
Selain itu, Hendra juga dititipi dua air softgun yang digunakan untuk merampok. Namun, barang bukti tersebut, diakuinya, sudah dibuang di laut belakang Banua Patra. “Saya dapat perintah untuk membuangnya,” terangnya. [] RedFj/KP