Indonesia Kecam DK-PBB yang belum Tindak Tegas Serangan Israel ke Gaza
JAKARTA – Indonesia mengutuk keras serangan biadab Israel terhadap sekolah al-Jaouni, Gaza Tengah yang dioperasikan oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
“Indonesia kutuk keras serangan biadab Israel terhadap sekolah al-Jaouni di kamp pengungsi Nuseirat yang dioperasikan UNRWA di Gaza Tengah (6/7/2024),” kata Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia melalui pernyataan di X, Senin (8/7/2024) yang dikutip ANTNEWS.
Kemlu menegaskan bahwa Israel terus melakukan kekejaman serta pelanggaran hukum internasional dan berakibat pada jumlah korban jiwa sipil yang terus bertambah. Kemlu menyoroti sikap dari Dewan Keamanan PBB dan negara-negara pendukung Israel karena tidak kunjung mengambil sikap tegas kepada Israel yang telah membunuh lebih dari 38.000 warga Palestina dan serta lebih dari 87.000 lainnya terluka.
“Apakah seluruh kekejian seperti ini masih belum cukup juga bagi DK PBB dan negara-negara pendukung Israel untuk mengambil tindakan tegas terhadap Israel?” ucapnya.
Kementerian Kesehatan Gaza sebelumnya menyatakan bahwa pasukan Israel melakukan pembantaian di sebuah sekolah di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah. Aksi biadab militer Zionis itu menewaskan sebanyak 16 warga sipil Palestina dan melukai 50 lainnya. Kelompok perjuangan Palestina Hamas mengatakan serangan tersebut merupakan bagian dari genosida yang sedang dilakukan tentara teroris Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Hamas menuntut masyarakat internasional dan PBB agar mengambil tindakan segera guna menghentikan kekerasan Israel dan kejahatan perang yang terus dilakukannya serta mengambil langkah efektif untuk mencegah mesin pembunuh Zionis melanjutkan kejahatannya terhadap warga tak berdaya di Gaza.
Sementara itu, kantor media pemerintah Gaza menyatakan Israel telah menyerang 17 sekolah dan sarana penampungan pengungsi di dalam kamp sejak Tel Aviv melancarkan invasi militer ke Jalur Gaza dengan dukungan penuh Amerika Serikat pada 7 Oktober 2023. Warga Palestina telah menggunakan gedung-gedung sekolah sebagai tempat berlindung setelah rumah-rumah dan wilayah permukiman mereka hancur lebur akibat serangan udara dan darat Israel. []
Nur Quratul Nabila A