Menilik Pesona Adat Desa Teras Baru
BULUNGAN – Sebanyak 55 orang dari manca negara, berasal dari Amerika Serikat, Australia, Belanda, Inggris dan Jerman, menyambangi Desa Teras Baru di Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Mereka datang ke tempat itu tak lain ingin menilik sekaligus menikmati pesona adat etnis Kenyah Lepuk Tepu. Mereka datang ke tempat tersebut menggunakan dua speed boat dari Tarakan.
Di Balai Adat Pemung Tawai Desa Teras Baru, Senin (8/6/2015), orang-orang bule ini kemudian disuguhi pertunjukkan tarian khas dayak, yang dilakukan secara berkelompok. Seperti ada tarian Belian, Kiripsui, dan Kikan. Serta para pria desa itu pun berunjuk gigi tarian Datung Julut, yang menggambarkan keperkasaan seorang pria dalam berperang mempertahankan hidup.
Yang tidak kalah hebohnya, kala ada tarian Pemontawai, beberapa turis yang hadir di balai adat itu diajak untuk bergerak bersama, menari membentuk gerakan melingkar sambil berjalan perlahan-lahan. “Luar biasa. Ini pengalaman yang pertama bagi saya datang ke sini. Tempat yang indah. Kaya ragam budayanya. Terima kasih pada warga yang telah menyuguhkan,” ujar Simon Nayyar, warga Inggris yang turut serta dalam acara itu.
Pengiring musik dalam setiap tarian tersebut bukan berasal dari keyboard elektronik, namun asli dari permainan alat-alat musik tradisional khas Dayak yang modelnya menyerupai kulintang. Penonton yang hadir pun bisa menyaksikan langsung permainan musik tersebut. Di sela-sela pertunjukkan tarian, para turis pun disuguhi makanan lokal desa dengan menu jagung rebus, ubi rebus, singkong rebus, pisang rebus dan minuman teh yang dikemas dalam gelas yang terbuat dari pohon bambu hijau.
Mathius Lalo (56), Kepala Adat Desa Teras Baru menuturkan, masyarakat Desa Teras Baru sebagian besar bermata pencarian sebagai petani dan masih mempertahankan budaya leluhurnya. “Kami merasa senang ada kedatangan tamu (turis). Desa kami sangat terbuka, bagi siapa saja (turis) bisa datang ke sini,” kata pria kelahiran Apaukayan, Malinau ini.
Secara sosial budaya, warga yang menghuni di Desa Teras Baru asal-usulnya datang dari daerah Apaukayan, Malinau yang masuk dalam Dayak Kenyah Lepuk Tepu. Disebut Teras, karena saat itu Kesultanan Bulungan dahulunya menyebut daerah Teras. “Kami warga Dayak Kenyah Lepuk Tepu pindah ke sini (sekitar 30 tahun yang lalu. Kami di sini sudah berkembang, berketurunan dan hidup bergantung pada bertani,” ungkapnya. [] TBK