Gunung Ile Lewotolok Terus Bergemuruh, Warga Panik dan Kekurangan Air Bersih

LEMBATA — Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik.
Sejak sepekan terakhir, suara gemuruh dari kawah gunung semakin sering terdengar dan menggetarkan bangunan rumah warga di sekitarnya.
Laurensius Tokan (45), warga yang tinggal di lereng gunung tersebut, mengaku panik akibat suara dentuman dan getaran kuat yang dirasakan di rumahnya.
“Gemuruh yang paling kuat dalam satu pekan terakhir. Rumah sampai bergetar,” ujar Laurensius saat dihubungi, Kamis (3/7/2025).
Meski aktivitas masyarakat di lereng gunung masih berjalan seperti biasa, warga tetap dalam kondisi siaga setelah Badan Geologi menaikkan status Gunung Ile Lewotolok dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).
Kondisi ini diperparah oleh keterbatasan akses terhadap air bersih. Sumber air utama warga setempat tercemar abu vulkanik yang terbawa angin dari puncak gunung.
“Kita berharap ada bantuan air bersih dari pemerintah kepada masyarakat terdampak erupsi,” harap Laurensius.
Sementara itu, Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik ketika mendengar suara dentuman atau gemuruh dari arah gunung.
“Suara tersebut merupakan ciri aktivitas gunung api yang sedang dalam fase erupsi,” jelas Wafid.
Ia juga mengingatkan pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus menjalin komunikasi dengan Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok yang berlokasi di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape, atau langsung berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung.
Sebelumnya, Gunung Ile Lewotolok tercatat mengeluarkan kolom abu setinggi 1.000 meter pada Kamis pagi, yang menyebar ke beberapa wilayah di sekitarnya.
Warga diimbau untuk tetap berada di luar radius 3 kilometer dari kawah dan mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah. []
Nur Quratul Nabila A