Pemdes Nogosaren, Gading Rayakan Maulid Nabi Sekaligus Selamatan Bumi Desa

MAULID NABI : Warga Masyarakat Desa Nogosaren Kecamatan Gading kabupaten Probolinggo melaksanakan Maulid Nabi Muhammad Saw, Selamatan Bumi dan Guyuban, Jum'at (13/10). (Foto : Idrus)

PROBOLINGGO-Selamatan bumi merupakan sebuah ritual budaya peninggalan nenek moyang sebagai ungkapan rasa syukur. Tradisi Selamatan bumi atau sesaji bumi dimaknai sebagai salah satu bagian yang sudah menyatu dengan masyarakat dan menjadi simbol rasa syukur kepada Alloh SWT yang telah melimpahkan nikmat nya.

Masyarakat meyakini bahwa bumi merupakan pahlawan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, bumi harus diberikan penghargaan yang layak dan besar. Dan ritual inilah yang menurut masyarakat setempat sebagai salah satu simbol yang paling dominan bagi masyarakat Jawa, khususnya Jawa Timur.   Pada masa Islam berkembang di Indonesia, terutama pada masa Wali Sanga, ritual budaya sesaji bumi tersebut tidak dihilangkan. Tetapi dipakai sebagai sarana untuk syiar agama Islam. Pada masa perkembangan Islam ini sudah terjadi pergeseran nilai dari yang semula fungsi sesaji bumi, sebagai ritual pemujaan terhadap alam berubah menjadi Selamatan bumi dan berfungsi memberikan sebagian hasil panennya kepada sesama. Pada masa penjajahan, pergeseran nilai dan fungsi Selamatan bumi juga nampak, yaitu sebagai simbol bagi para pejuang untuk mengingatkan akan cinta tanah airnya.

Hari ini jumaat Tanggal [13/10/2023] Warga Masyarakat Desa Nogosaren Kecamatan Gading kabupaten Probolinggo melaksanakan Selamatan Bumi dan Guyuban yang dipusatkan di Lapangan  volly desa Nogosaren. Kegiatan ini sebagai wujud syukur dan sebagai sarana mempererat silaturahmi antar warga desa. Pada kesempatan  yang pada hari ini Kegiatan ini juga sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Hadir pada kesepatan tadi Habib tofek bin Mustofa alkodiri. Dari Alas Tengah, Selamatan bumi merupakan sebuah ritual budaya peninggalan nenek moyang sebagai ungkapan rasa syukur. Tradisi Selamatan bumi atau sesaji bumi dimaknai sebagai salah satu bagian yang sudah menyatu dengan masyarakat dan menjadi simbol rasa syukur kepada Alloh SWT yang telah melimpahkan nikmatnya.

Kades Nogosaren, Bapak Irawan mengatakan bersih desa menjadi salah satu kegiatan yang kental akan budaya. Sebab didalamnya terdapat serangkaian kegiatan yang menjunjung tinggi nilai luhur dan adat istiadat. Misalnya selamatan untuk kirim do’a kepada leluhur, yang dikemas dengan cara berbeda-beda sesuai tradisi di setiap desa Ia menegaskan melestarikan budaya menjadi kewajiban bagi setiap warga negara. Sebab salah Trilogi Bung Karno mengajarkan agar warga Indonesia memiliki kepribadian yang berbudaya. Sehingga pihaknya memberikan dukungan terhadap Pemdesa di kabupaten Probolinggo yang tengah menyelenggarakan peringatan bersih desa.

“Berbudaya ini bisa diwujudkan dalam banyak hal, ya salah satunya bersih desa ini. Jadi harus tetap dilestarikan,” terang kades baru menjabat satu periode

Perwakilan dari masing-masing RT se Desa Nogosaren, dan Warga Masyarakat Desa Nogosaren. Kegaiatan Selamatan Bumi dan Perinagatan Maulid Nabi Muhammad SAW akan ditutup dengan Do’a yang pimpin oleh tokoh agama desa Nogosaren Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo.(Idrus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *