Sudah 14,3 Kg Narkoba Diamankan
Pengungkapan kasus narkoba jalur internasional di Kota Minyak belakangan mulai meredup. Bahkan tahun ini tak satu pun penyalahgunaan barang haram itu terendus kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean B Balikpapan. Kendati demikian, pengiriman narkoba jenis sabu-sabu dari negara lain ke kota ini masih punya potensi besar.
Kepala Sub Seksi Penindakan KPPBC Balikpapan Agustam Kristianto, mengakui pihaknya tahun ini sepi tangkapan. Meski begitu, bukan berarti pelaku pengiriman narkoba ini lepas dari pengawasan pihaknya.
“Tahun lalu kami bekerja sama dengan pihak kepolisian mengungkap banyak kasus narkoba via Bandara Internasional Sepinggan,” katanya.
Ia mengungkapkan, tahun lalu terdapat lima penangkapan jaringan internasional pengiriman narkoba di Balikpapan. Jumlah ini mengalami peningkatan signifikan ketimbang tahun 2012 hanya dua pengungkapan. Total selama dua tahun terdapat 14,3 kilogram narkoba, terdiri 9,1 kilogram sabu-sabu dan 5,1 kilogram heroin yang berhasil diamankan KPPBC bekerja sama dengan kepolisian.
Bila nilai kedua barang haram itu dirupiahkan, kata dia, ditaksir harganya mencapai Rp 35,8 miliar. Ini diambil dari rata-rata harga heroin dan sabu per gram sebesar Rp 2,5 juta.
Agustam menuturkan, melihat standar pengamanan di Bandara Sepinggan kian ketat, bisa jadi para pelaku jaringan narkoba internasional ini mulai mengalihkan tujuan pengiriman. “Sepertinya pengiriman beralih ke Nunukan,” ungkap Agustam.
Dikatakan, pada 2012 Bandara Sepinggan menjadi lokasi transit pengiriman heroin seberat 5,1 kilogram. Rencananya barang yang berasal dari Kuala Lumpur, Malaysia itu hendak dikirim ke Jakarta. Tapi, karena pelaku mengetahui sistem pengamanan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sangat ketat, mereka mengalihkan ke Balikpapan.
Menurutnya, heroin tersebut untuk konsumsi pemakai di Tanah Air. Setelah dikirim ke ibu kota negeri ini, selanjutnya didistribusikan ke berbagai daerah di Jawa dan Jakarta. Bisa juga sebagian kecil dikirim ke daerah lainnya, termasuk Balikpapan.
Lantas apakah pengamanan di Bandara Sepinggan masih lemah? Saat ini, jawab dia, secara internal sudah sangat ketat. Terbukti tahun lalu KPPBC Balikpapan mengungkap lima kasus narkoba. Tahun ini belum ada pengungkapkan, karena bisa jadi jaringan pelaku jera. Akhirnya mengalihkan ke daerah lain.
Agustam menjelaskan, sebelum mengirim narkoba dari negara asal ke Indonesia, biasanya pelaku menyurvei daerah mana saja yang dianggap pengawasannya lemah.
“Yang penting barang ini sudah sampai di Indonesia. Kalau sudah begitu, pelaku mudah mendistribusikan sabu-sabu ke berbagai daerah di negeri ini,” paparnya.
Nunukan, kata dia, saat ini menjadi daerah yang dianggap masih aman untuk menyelundupkan narkoba. Barang yang dikirim melalui Tawau, Malaysia. Hal itu dibuktikan, tahun ini petugas keamanan di Bandara Sepinggan mengungkap pengiriman sabu-sabu. Rencananya barang itu mau dikirim ke Makassar.
“Kami lihat sabu-sabunya berasal dari Malaysia. Nah, kami curiga ini (sabu-sabu) dikirim dari Tawau ke Nunukan,” ungkapnya. [] RedFj/KP