Tiga Kali Juara Umum, Black Bee Buktikan Pentingnya Kekuatan Mental

ADVERTORIAL – Raihan gelar juara umum ketiga kalinya oleh Black Bee Archery Club dalam Kejuaraan Panahan Piala Gubernur Kalimantan Timur tidak hadir secara instan. Di balik keberhasilan itu, terdapat strategi matang dari sang pelatih, M. Ali Syahbana, yang menitikberatkan pada penyusunan program latihan dan pendekatan yang berbeda dibandingkan klub panahan lainnya.

“Alhamdulillah saya bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, di event ini kami tim Black Bee Archery Club berhasil mendapatkan juara umum yang ke tiga kalinya,” ujar Ali pada Minggu sore (22/06/2025), dengan penuh rasa syukur. Keberhasilan tersebut menjadi bukti keberlanjutan program pembinaan yang telah dijalankan dalam beberapa tahun terakhir.

Ali menjelaskan bahwa program latihan yang diterapkan tidak hanya berfokus pada aspek fisik atau teknik, melainkan juga mencakup penguatan mental sebagai inti dari pembinaan. Ia menilai bahwa keunggulan atlet tidak hanya ditentukan oleh kemampuan teknis, tetapi lebih kepada kesiapan psikis saat menghadapi tekanan pertandingan. “Ya intinya pelatih harus jeli untuk membuat program-program untuk meningkatkan prestasi mereka, karena kompetisi panahan di Kaltim ini makin banyak lah istilahnya,” tuturnya.

Melihat perkembangan panahan di Kalimantan Timur, Ali mengakui bahwa persaingan antar klub semakin ketat dan menuntut pelatih untuk lebih kreatif dalam membentuk atlet yang tangguh. “Kompetitor itu makin banyak, pesaing-pesaing makin banyak, kami harus bersaing secara program untuk memunculkan kualitas atlet kami,” ungkapnya.

Menurut Ali, pembeda paling nyata antara Black Bee dengan klub lain adalah filosofi latihan yang berpusat pada pembentukan kekuatan mental. “Jadi, eh itulah bedanya Black Bee dengan klub-klub lain, Black Bee nomor satu mengutamakan adalah mental atlet, karena panahan ini salah satu olahraga yang lebih mengutamakan mental,” paparnya.

Porsi besar dalam program pembinaan pun diarahkan pada aspek ini. “Jadi, dari 100% program di panahan itu, 60% adalah berkenaan dengan mental, sisanya 40 sekian adalah strategi, teknik, fisik, dan lain-lain,” terang Ali.

Pelatihan dengan pendekatan mental ini tidak hanya menciptakan atlet yang piawai dalam teknik, tetapi juga kuat dalam menghadapi tekanan kompetisi. “Nah, Black Bee lebih mengutamakan pelatihan mental daripada yang lainnya,” katanya lagi.

Ali berharap pendekatan yang ia terapkan tidak hanya memberikan manfaat untuk klubnya, tetapi juga dapat menginspirasi klub lain untuk mengutamakan pembentukan karakter dan kekuatan batin atlet. Dengan filosofi tersebut, Black Bee Archery Club kini tak hanya tampil sebagai pengumpul medali, tetapi juga sebagai model pembinaan atlet yang utuh dan berkesinambungan. []

Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Enggal Triya Amukti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *