Wabah Rabies di Melawi Renggut Nyawa Satu Penderita

Anjing yang terkena rabies dieliminasi.
Anjing yang terkena rabies dieliminasi.

MELAWI – Wabah rabies yang beberapa waktu lalu merebak di Kalimantan Barat (Kalbar) ternyata masih terjadi di Kabupaten Melawi. Bahkan, kasus rabies daerah itu, tepatnya di wilayah Desa Penyengkuang, Kecamatan Sokan menyebabkan penderitanya, bernama dan diduga satu pasien bernama San (11) meninggal setelah sempat dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sokan.

Warga Sokan, Bambang Irawan melaporkan, ia sempat melihat kondisi pasien yang terkena rabies. “Yang terkena rabies di Penyengkuang ada enam orang, salah satu diantaranya yang meninggal itu. Sedangkan lima orang lainnya lagi masih berada di kampung, belum turun untuk berobat ke Sokan,” ujarnya.

Dia berharap lima orang korban gigitan anjing yang selamat dan masih berada di Penyengkuang supaya segera ditangani secara medis, agar nyawa mereka bisa diselamatkan dari penyakit menular yang disebarkan melalui gigitan anjing tersebut. Apalagi Penyengkuang ini berbatasan langsung dengan Kalimantan Tengah (Kalteng).

“Penyakit rabies ternyata memang menyeramkan, bahkan saya sendiri rasanya takut melihat tingkah laku pasien yang seperti mau menerkam dan berliur layaknya seekor anjing,” katanya.

Bambang juga menyampaikan bahwa dirinya prihatin dengan munculnya kasus rabies di Desa Penyengkuang tersebut. Apalagi dia mengetahui bahwa pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2015 telah dialokasikan dana untuk operasional penanganan kasus rabies di Kabupaten Melawi.

Sementara itu, Kepala Bidang P2PL Dinkes Melawi, Arif Santoso mengatakan, berdasarkan informasi dari Puskesmas Sokan, jumlah kasus gigitan anjing yang muncul di Desa Penyengkuang ada enam kasus, salah seorang diantaranya San yang diduga meninggal dunia karena rabies.

“Sampai sekarang belum diketahui dengan jelas apakah pasien tersebut meninggal karena rabies atau karena penyakit lain, namun pasien ada riwayat pernah digigit anjing di bagian betis sebelah kanan pada bulan April 2015,” terangnya.

Menurut Arif, pertolongan terhadap pasien yang meninggal tersebut sudah dilakukan oleh petugas kesehatan di desa, bahkan keluarga pasien sudah disarankan untuk membawa anaknya ke puskesmas untuk melihat perkembangan lebih lanjut.

Tapi sayangnya saran tersebut tidak dilakukan oleh keluarga pasien, setelah kondisinya parah baru dibawa ke Puskesmas Sokan.

Bahkan saat berada di Puskesmas Sokan, pihak keluarga juga disarankan oleh pihak Puskesmas Sokan untuk merujukkan pasien tersebut ke RSUD Melawi yang ada di Pinoh atau ke Pontianak.

Karena terbentur dengan biaya, kata Arif, pasien tidak bisa dirujuk oleh keluarganya, malahan  pasien dibawa pulang ke Penyengkuang oleh keluarganya. Bocah tersebut menghembuskan napas terakhir di  perjalanan pulang menuju Penyengkuang.

Ketua DPRD Melawi, Abang Tajudin angkat bicara soal munculnnya kasus rabies di wilayah Penyengkuang Kecamatan Sokan. Legislator Golkar asal Sokan inipun meminta instansi teknis seperti Dinkes melakukan penanganan segera.

“Karena secara geografis, Penyengkuang ini berada di daerah pedalaman Sokan dan agak susah dijangkau medis. Maka harus dilakukan penanganan ekstra pada pasien yang terkena rabies atau gigitan anjing disana,” katanya.

Tajudin juga mengingatkan, saat ini seharusnya tak ada lagi persoalan anggaran untuk penanganan rabies di Melawi karena Pemkab bahkan sudah mengalokasikan dana taktis Rp600 juta khusus untuk rabies.

“Jangan sampai ada lagi korban meninggal karena rabies. Karena sudah beberapa bulan ini kasus gigitan anjing maupun rabies hampir tak pernah bertambah. Sekarang tiba-tiba muncul lagi di wilayah perbatasan Kalteng. Nah, ini harus dicari penyelesaiannya masalahnya,” kata dia. [] ANT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *