Tragedi Kerumunan Usai Final IPL di Bengaluru, 11 Orang Tewas dan 47 Luka-Luka

BENGALURU — Sebanyak 11 orang dilaporkan meninggal dunia dan 47 lainnya mengalami luka-luka dalam insiden desakan massa di luar Stadion M Chinnaswamy, Bengaluru, Negara Bagian Karnataka, India selatan, Selasa (3/6/2025) malam waktu setempat.

Tragedi ini terjadi usai tim kriket Royal Challengers Bengaluru meraih kemenangan dalam final Liga Premier India (IPL), turnamen kriket format Twenty20 paling bergengsi di dunia.

Mengutip laporan Reuters, Kamis (5/6/2025), kericuhan bermula dari membludaknya jumlah suporter yang datang ke sekitar stadion, sebagian besar dari mereka hendak mengikuti pesta kemenangan yang digelar secara terbuka.

Namun, jumlah pengunjung ternyata jauh melampaui kapasitas dan pengamanan yang disiapkan panitia dan otoritas setempat.

Kepala Menteri Karnataka, Siddaramaiah, mengungkapkan bahwa stadion tersebut hanya mampu menampung sekitar 35.000 penonton. Namun, diperkirakan antara 200.000 hingga 300.000 orang memadati area sekitar lokasi acara.

“Tidak seorang pun menyangka kerumunan sebesar itu. Ini di luar perkiraan,” ujar Siddaramaiah dalam konferensi pers, Rabu (4/6/2025).

Wakil Kepala Menteri Karnataka, DK Shivakumar, menambahkan bahwa kondisi kerumunan sangat tidak terkendali, dan aparat keamanan kesulitan membendung arus massa yang terus berdatangan. “Kami menyampaikan duka yang mendalam bagi keluarga korban,” ucapnya.

Sejumlah saksi mata mengaku situasi semakin memburuk ketika pihak keamanan mulai memukul mundur massa di beberapa titik masuk, yang justru memperparah kepanikan.

Mithun Singh, salah seorang warga yang berada di lokasi, menyebut bahwa tindakan polisi memukul kerumunan menyebabkan gelombang kepanikan yang cepat menyebar.

“Orang-orang mulai mendorong dan berlarian, sementara sebagian jatuh dan terinjak,” ungkap Mithun Singh.

Sementara itu, Sekretaris Politik Kepala Menteri Karnataka, Naseer Ahmed, mengakui bahwa penyelenggara gagal mengantisipasi lonjakan pengunjung.

Tiket masuk untuk acara perayaan diketahui dibagikan secara gratis oleh pihak Royal Challengers Bengaluru melalui laman resmi mereka, tanpa ada pembatasan jumlah pendaftar.

Kondisi lalu lintas di sekitar stadion juga lumpuh total, bahkan otoritas setempat sempat menghentikan operasional layanan Metro Bengaluru untuk menghindari eskalasi situasi.

Namun, pertandingan dan acara perayaan tetap dilanjutkan di dalam stadion, meski ribuan suporter tertahan di luar.

Kericuhan akibat kerumunan besar bukanlah hal baru di India. Sebelumnya, pada Januari 2025, sedikitnya 30 orang meninggal dunia dalam insiden serupa saat ribuan peziarah Hindu berdesakan dalam festival Maha Kumbh di utara India.

Tragedi Bengaluru kembali menyoroti lemahnya sistem manajemen kerumunan dalam acara-acara publik besar di India, khususnya yang berkaitan dengan olahraga dan kegiatan keagamaan.

Pemerintah negara bagian Karnataka saat ini tengah melakukan investigasi dan mengkaji tanggung jawab panitia pelaksana serta aparat pengamanan dalam insiden tersebut. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *