Tanimbar Digoyang Gempa 5,3 M, BMKG Pastikan Tak Terjadi Tsunami

MALUKU – Warga di pesisir selatan Maluku dikejutkan oleh gempa bumi berkekuatan 5,3 magnitudo yang berpusat di perairan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Rabu (25/6/2025).
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ambon melaporkan episentrum berada pada 06,38 Lintang Selatan dan 130,44 Bujur Timur, sekitar 201 kilometer barat laut Tanimbar, dengan kedalaman 187 kilometer.
Pada kedalaman tersebut, gempa tergolong menengah dalam. Seismolog BMKG menjelaskan bahwa getaran sejenis umumnya bersumber dari aktivitas lempeng di zona Benioff Laut Banda.
Berbeda dengan gempa dangkal yang kerap memicu kerusakan di permukaan, guncangan menengah dalam cenderung melemah sebelum mencapai daratan.
“Gempa tak berpotensi tsunami,” tulis BMKG di akun resminya, Rabu.
Hingga laporan ini disusun, belum ada keterangan mengenai kerusakan bangunan maupun korban jiwa dari otoritas setempat. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Tanimbar, Petrus Tamtelahitu, mengonfirmasi bahwa tim gabungan TNI–Polri serta relawan desa sudah dikerahkan untuk meninjau wilayah terdampak.
Mereka diminta memetakan potensi retakan pada struktur rumah tradisional yang umum dibangun dengan material kayu dan batu karang.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD mengimbau masyarakat tetap tenang namun waspada terhadap gempa susulan.
“Getaran lanjutan bisa terjadi, tapi biasanya berenergi lebih kecil. Warga diharap memeriksa kembali jalur evakuasi dan mengamankan perabot yang mudah roboh,” ujarnya melalui saluran radio lokal.
Wilayah Laut Banda memang dikenal aktif secara tektonik akibat pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik. Dalam dua bulan terakhir, BMKG telah mencatat sedikitnya tujuh gempa di atas magnitudo 4 di sekitar Maluku.
Meski demikian, karakter gempa menengah dalam seperti hari ini umumnya hanya dirasakan lemah hingga sedang di daratan, sehingga peluang kerusakan besar relatif kecil.
Pakar mitigasi Universitas Pattimura, Maria Latuconsina, menekankan pentingnya edukasi kebencanaan berkelanjutan.
“Kedalaman episentrum kali ini menyelamatkan kita dari risiko tsunami, tetapi kesadaran publik untuk simulasi evakuasi rutin tidak boleh kendor,” kata Maria.
Ia mendorong sekolah‐sekolah dan kantor pemerintahan memasukkan latihan gempa ke kalender tahunan, mengingat Maluku berada di jalur cincin api Pasifik.
Sementara itu, BMKG terus memantau aktivitas seismik dan berjanji memperbarui informasi jika terjadi perkembangan yang signifikan. Masyarakat diimbau hanya mengakses data resmi BMKG untuk menghindari kabar palsu yang sering beredar di media sosial pascagempa. []
Nur Quratul Nabila A