DPRD Kaltim Sebut Pipanisasi Solusi Permanen Krisis Air

ADVERTORIAL – Rencana pemanfaatan Sungai Mahakam sebagai sumber air baku bersama untuk Kota Samarinda, Balikpapan, dan Bontang mengemuka sebagai terobosan strategis dalam mengatasi keterbatasan pasokan air bersih di Kalimantan Timur (Kaltim). Gagasan ini menjadi solusi jangka panjang yang dinilai realistis, terutama bagi wilayah yang selama ini bergantung pada waduk yang kapasitasnya terbatas.
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Subandi, menyambut baik kerja sama tiga Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) dari ketiga kota tersebut. Ia menilai proyek pipanisasi lintaskota ini merupakan bentuk kolaborasi yang tepat untuk memperkuat sistem distribusi air bersih regional. “Bahan baku air bersih terbatas Balikpapan kita tahu sendiri itu mengandalkan waduk itu tidak akan cukup, maka pipanisasi kerjasama ditiga kota itu luar biasa dan Saya mendukung program ini,” ujar Subandi saat dijumpai di Samarinda, Jumat (18/07/2025).
Subandi juga menjelaskan bahwa dibandingkan dengan solusi alternatif seperti desalinasi air laut, pipanisasi dari Sungai Mahakam jauh lebih efisien dalam hal biaya operasional dan perawatan. Menurutnya, investasi awal proyek memang besar, tetapi biaya jangka panjangnya jauh lebih rendah. “Kalau mengolah air laut menjadi air tawar itu ternyata cost lebih besar dibandingkan pipanisasi, memang kesannya mahal pipanisasi diawal, tapi untuk next-nya itu jauh lebih murah,” katanya.
Di sisi lain, Subandi menyinggung persoalan distribusi air bersih di Samarinda yang belum sepenuhnya merata. Ia menyebut bahwa walaupun kota ini memiliki sumber air baku melimpah, hambatan utama terletak pada pemasangan pipa sekunder yang belum rampung. “Samarinda itu sebenarnya pasokan air itu cukup dengan adanya penambahan intake, cuma kenapa distribusinya kemudian belum sampai 100 persen, terkendala di pipanisasi sekunder yang pengadaannya masih bertahap,” ucapnya.
Menepis kekhawatiran sebagian pihak, Subandi menegaskan bahwa kerja sama ini tidak akan mengurangi jatah air bersih untuk warga Samarinda. Sebaliknya, proyek tersebut akan memperkuat kapasitas kota melalui pembangunan intake baru dari titik-titik tambahan yang telah dirancang. “Dengan adanya penambahan intake atau kapasitasnya, jadi tidak mengurangi suplai air bersih di Samarinda,” ujarnya.
Subandi menekankan pentingnya keseriusan pemerintah dalam merealisasikan proyek ini. Ia optimistis rencana tersebut akan memberi dampak signifikan bagi penyediaan air bersih yang berkelanjutan di masa depan. “Jangankan air, minyak itu melalui pipa dari Kalimantan sampai keluar Pulau lebih jauh dan tinggal kemauan eksekusi di lapangan, kalau serius itu dapat jadi solusi permanen,” tutup politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.[]
Penulis: Selamet | Penyunting: Aulia Setyaningrum