6 Remaja Gilir Anak SD
Peristiwa ini pastinya bikin miris orangtua. Betapa tidak, Bunga (12) – sebut saja namanya demikian –, digilir enam remaja di dua tempat berbeda, Kamis (12/6) dini hari sekira pukul 01.00 Wita. Kasus yang menimpa murid kelas enam SD tersebut kini ditangani Polresta Samarinda. No (14), salah seorang pelaku membeber peristiwa tersebut kepada polisi yang memeriksanya.
Menurutnya, Rabu (11/6) siang, dia dan Tn (14), seorang temannya, hendak mengambil formulir pendaftaran di salah satu SMK yang ada di Kota Tepian. “Mau ambil formulir. Tapi dikasih tahu satpam belum bisa, karena masih ada yang remedial,” jelas No.
No menyebut, Tn tiba-tiba dihubungi Bunga dan minta dijemput di kawasan Jalan Agus Salim, Kelurahan Sungai Pinang Luar, Samarinda. “Dia kami jemput. Diiming-imingi (dijanjikan sesuatu) juga sama dia,” ujar No. Setelah itu, keduanya membawa Bunga berkeliling menggunakan motor. Mereka berboncengan tiga. Menjelang sore, No dan Tn malah membawa Bunga ke semak-semak di kawasan Jalan AW Sjahranie. Di sanalah perbuatan tak senonoh itu terjadi. Setelah itu, keduanya pun langsung meninggalkan Bunga seorang diri di tepi jalan.
Jelang petang, Bunga menghubungi temannya yang lain berinisial Bi (16). Saat itu, Bunga tak tahu kalau dia dicari orangtuanya. Bi kemudian menjemput Bunga. Versi Fa (14), seorang satu rekan Bi, antara keduanya Bi dan Bunga hanya berteman. “Kaya TTM (teman tapi mesra) gitu lah,” jelas Fa. Setelah pulang dari jalan, Bi pun membawa Bunga ke salah satu indekos yang disewa dia dan teman-temannya di Jalan P Antasari, Kelurahan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu. “Bayarnya patungan. Cuma untuk buat kumpul-kumpul saja,” jelas Fa.
Ditambahkan Fa, bahwa Bi dan Bunga datang ke indekos sekitar pukul 00.00 Wita. Ditambahkan Ra (14), kawan Bi yang lain, sebelumnya di kamar tersebut ada enam orang. Melihat ada Bunga, pikiran mereka pun menjadi negatif. Bunga pun digilir secara bergantian. Dijelaskan Fa lagi, bahwa yang pertama menggauli Bunga adalah Rd (16). Selanjutnya Bi yang membawa Bunga ke kamar indekos itu. Tak mau ketinggalan, Fa pun ikut ambil bagian. Tak lama kemudian, Ra pun ambil jatah.
“Cuma empat orang. Yang lainnya cuma duduk-duduk di luar,” jelas Fa. An (14), kawan Bi yang dijadikan saksi mengaku, dia sebenarnya sudah tidur. Namun ketika Bi dan Bunga datang, dia dibangunkan dan disuruh keluar. Ditanya perihal aktivitas temannya di kamar itu, An menyebut tidak tahu menahu. “Saya tidak ikut-ikutan,” tambahnya. Sementara itu, Fa memberikan pengakuan mengejutkan. Katanya, Bunga yang justru mau diperlakukan seperti itu. “Dia mau sendiri kok,” ujar Fa.
Dia mengatakan, hubungan terlarang itu hanya dilakukan sebentar. “Tidak sampai lima menit,” imbuh Fa. Sekira pukul 05.00 Wita dini hari, Bunga pun diantarkan pulang oleh rekan Bi, yakni Ag. Belum lagi sampai, saat berada di Jalan Siradj Salman, orangtua Bunga melihat dan meminta berhenti. Setelah menurunkan Bunga, Ag langsung kabur meninggalkan motor yang dia pakai. Curiga terjadi hal-hal buruk lantaran sang anak pulang jelang subuh, Bunga diinterogasi. Bunga pun menceritakan peristiwa memilukan yang dialaminya. Setelah itu, orangtua Bunga melaporkan kasus itu ke Polresta Samarinda.
Sejauh ini, polisi masih mencari Bi dan Rd yang melarikan diri. Sedangkan Fa, Ra, No, dan Tn berhasil diciduk di rumah indekos tersebut. Sedangkan An ditetapkan sebagai saksi.
Dalam kasus ini, semua pelaku masih berstatus sebagai pelajar. Kapolresta Samarinda Komnes Pol Antonius Wisnu Sutirta, melalui Wakasat Reskrim AKP Suryono membenarkan adanya laporan tersebut. “Untuk sementara ini yang terlibat sudah kami amankan. Untuk yang masih kabur, secepatnya akan diamankan,” jelas Suryono. [] RedFj/KP