Geng Ditadis Tidak Dijerat Pidana

img150620141282491Meski ulah pelajar anggota geng Ditadis (diam tapi sadis),  memenuhi unsur tindakan kriminal, polisi masih berbaik hati. Mereka tidak dijerat pidana, hanya diberi pembinaan sebentar di Polsek Balikpapan Utara.

Bisa jadi, hal inilah yang membuat para pelajar nakal itu tidak pernah jera dan tidak mau menjadi baik.  Ftr (15), siswa kelas IX SMP, sudah tiga kali pindah sekolah, sudah 3 kali berurusan polisi, tidak kapok juga. Urusan dengan polisi Polsek Utara, merupakan yang keempat kalinya.

 Anggota geng Ditadis yang diringkus Polsek Balikpapan Utara, yakni Adt (15) SMP kelas VIII, Ftr (15) SMP kelas IX, Fdl (17) SMK kelas X dan Sgr (15) SMA kelas X, akhirnya dilepas oleh polisi. Tak ayal, mereka bisa tertawa ketika diperbolehkan ke rumahnya masing-masing.

Pantauan Balikpapan Pos, Sabtu (14/6) kemarin, Adt, Ftr, Fdl dan Sgr sudah tidak ada di Mapolsek Balikpapan Utara. Hal ini disebabkan  antara keluarga pelaku dengan korban sudah menyatakan untuk berdamai dan menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan.

“Mereka tidak diproses pidana karena  korban sudah sepakat damai dan mencabut laporannya. Jadi, empat anggota geng remaja hanya dilakukan pembinaan,” terang Kapolsek Balikpapan Utara, AKP H Sarbini, siang kemarin. Alasan lainnya, kalau diproses pidana,   sangat disayangkan apabila mereka harus putus sekolah.

Efek jera yang diberikan kepada para pelaku, selain pembinaan, mereka dikenai wajib lapor ke Mapolsek Balikpapan Utara dua kali dalam satu minggu. Diharapkan hal ini akan membuat mereka tidak lagi mengulangi kesalahan serupa yang menjerumuskan mereka ke ranah pidana. “Dalam proses wajib lapor, kami juga akan terus mengontrol perilaku mereka. dan kami harap, hal ini cukup untuk membuat mereka jera,” beber Sarbini.

Sarbini kembali mengingatkan kepada orangtua, agar lebih memperhatikan dan mengawasi anak-anak mereka dari pergaulan yang menyesatkan. Terlebih lagi setelah mendengar keterangan dari salah satu pelaku yang menyatakan di Balikpapan anggota geng yang ada sudah mencapai ratusan kelompok.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan pihak sekolah untuk melakukan pengawasan sepenuhnya terhadap anak kita. Tanggungjawab penuh, tetap dipegang orangtua. Untuk itulah, bekali mereka dengan agama, sehingga mereka memiliki ahlak yang baik,” pungkas Kapolsek.

Diberitakan sebelumnya, kenakalan remaja kembali terjadi Kamis (12/6), sekira pukul 17.30 Wita di kawasan Tangki I. Kelompok geng diamankan aparat Polsek Balikpapan Utara sebanyak 4 orang, dari geng Ditadis (diam tapi sadis). Mereka melakukan pengeroyokan terhadap seorang remaja berinisial Dn (16). Dn merupakan anggota geng PSD (pasukan satu darah) dan Sepila (Sepaku Pinggir Laut).

Keempat pelaku pengeroyokan dari geng Ditadis yang diamankan polisi yakni Adt (15) SMP kelas VIII, Ftr (15) SMP kelas IX, Fdl (17) SMK kelas X dan Sgr (15) SMA kelas X. Akibat pengeroyokan tersebut, korban Dn mengalami luka memar di bagian tengkuk belakang leher lantaran dipukul menggunakan sebilah kayu. Fakta yang lebih memilukan lagi, tenyata keempat remaja geng yang berhasil diamankan semuanya masih berstatus pelajar. Bahkan, masih dalam proses ujian akhir semester.

Perkelahian berlangsung sengit, dimenangkan kubu Ditadis. Satu korban berinisial Dn terkapar tidak berdaya. Melihat kemenangan tersebut, mereka lantas pulang dan kembali berkumpul ke markas mereka di Jl Strat II. “Waktu itu saya mau ngomong baik-baik, tapi dari belakang dia langsung mukul. Saya lihat, teman-teman saya yang lain juga langsung main keroyok aja. Makanya mau nggak mau saya ikutan kelahi,” beber Adt.

Tidak berselang lama, tanpa diketahui oleh pihak Ditadis, korban Dn melaporkan peristiwa pengeroyokan tersebut kepada polisi. Berbekal informasi tempat berkumpulnya anggota geng Ditadis, petugas langsung menuju ke markas kebesaran mereka dan meringkus ke 4 pelaku, sedangkan 3 pelaku lainnya melarikan diri. [] RedFj/BP