BKPRMI Menjawab Kritik Usia: “Kami Adalah Orang-orang yang Berproses dari Bawah”
JAKARTA – Wakil Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Sedek Bahta menjawab kritik dari publik warganet yang menilai para pengurusnya berusia tua padahal nama organisasinya mengandung diksi ‘remaja’.
Ia menjelaskan nama organisasinya bukan cuma mengandung kata ‘remaja’, melainkan juga ‘pemuda’. Ia mengatakan semua anggota BKPRMI yang menjadi pengurus pusat organisasi ini telah berproses dari struktur paling bawah.
“Jadi nama organisasinya Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid. Ada ‘pemuda’ dan ‘remaja’. Kalau orang tahu BKPMRI dia tak mungkin bilang ‘remaja kok tua-tua’. Kita itu orang berproses dari bawah. Struktural itu sampai bawah, dari kelurahan desa bahkan unit, di masjid dan musala atau surau,” kata Sedek kepada CNNIndonesia.com, Kamis (1/8/2024).
Sedek menegaskan tak melulu pengurus BKPRMI berusia tua semua. Ia lantas meminta publik untuk melihat para pengurus BKPMRI di level provinsi atau hingga tingkat desa banyak yang muda-muda. Ia juga menyinggung kategori ‘muda’ masih mengalami perdebatan dan pandangan yang berbeda-beda di tengah masyarakat.
“Yang mau didebat itu usia muda itu kategori mana? Atau usia remaja kategori mana? Kan di Indonesia itu kategori usia itu kan beda-beda itu. Makanya menjadi lucu kalau hanya soal usia kita perdebatkan,” kata dia.
“Kalau mau lebih bagus hadir di Munas BKPMRI tanggal 7-10 nanti. Itu variatif. Pengurus kabupaten-kota banyak yang di bawah 30,” tambahnya.
Sedek lantas menjelaskan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) BKPRMI mengatur batas usia menjadi ketua umum BKPRMI berusia maksimal 50 tahun. Sementara tak ada batasan usia minimal untuk menjadi anggota BKPRMI asalkan sudah bisa mengaji.
Sedek meminta publik tak lagi memperdebatkan soal usia para pengurus BKPMRI. Ia minta publik justru memperhatikan pelbagai kontribusi yang sudah dilakukan organisasi ini selama ini.
Ia mencontohkan BKPMRI memiliki Lembaga Pendidikan Taman Alquran yang selama ini mendidik anak-anak Indonesia belajar mengaji. Bahkan, ia menyinggung tokoh-tokoh seperti Jimly Asshiddiqie, Yusril Ihza Mahendra hingga Idrus Mahram merupakan tokoh jebolan BKPMRI.
“Jadi sebagian besar netizen itu adalah dulu ngaji di lembaga taman Alquran-nya, atau anak-anak dari netizen sekarang itu ngaji di lembaga taman Alquran-nya BKPMRI,” kata dia.
Sebelumnya warganet di media sosial banyak menyindir para pengurus BKPMRI yang hadir menemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Rabu (31/7/2024) lalu banyak yang berusia tua. Padahal, nama organisasi ini memiliki diksi ‘remaja masjid’.
Para remaja masjid itu datang ke istana untuk menunjukkan ketertarikan terhadap izin tambang yang diberikan Presiden Jokowi kepada ormas keagamaan.
Ketua Umum Pusat BKPRMI Said Aldi Al Idrus mengapresiasi langkah Jokowi memberikan izin tambang kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Said mengatakan pihaknya masih mengkaji soal izin tambang. Menurutnya, belum ada diskusi dengan Jokowi perihal itu.
“Ya kami memberikan dahulu pada abang tertua NU dan Muhammadiyah. Kami adik-adik ini melihat dahulu barang itu. Kalau paten barang itu baru nanti kami ikut,” kata Said usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu. []
Nur Quratul Nabila A