AGUNG BUDIN PEMBABAT TANAH PULAU GILI PANDAN DAN GILINGAN SUMENEP

PANTAI : Pulau Gili Pandan Sumenep.(Foto : Adl)

PROBOLINGGO, Prudensi.com-Sumenep, Jawa Timur, dikenal sebagai daerah kepulauan karena terdiri dari gugusan Pulau-Pulau baik berpenghuni maupun tak berpenghuni. Sumenep Dalam Angka yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah Pulau di Kabupaten ujung Timur Pulau Madura ini sebanyak 126 meliputi 48 Pulau berpenghuni dan 78 Pulau tak berpenguni.

Dalam Peraturan Bupati (Perbup) nomor 11 tahun 2006 tentang Wilayah Luas Wilayah Administrasi Pemerintah Kabupaten Sumenep juga tertuang daerah ini terbagi menjadi 126 Pulau meliputi 19 Kecamatan Daratan dan 8 Kecamatan Kepulauan. Salah satunya adalah pulau Gili Pandan dan Gilingan yang membabat kedua pulau ini adalah Agung Budin berasal dari pulau Poteran, Sumenep, Jawa Timur.

Budin diperkirakan lahir pada tahun 1870 di Desa Kombang Poteran, Sumenep, dengan kedua orang tua, K. Bakjo dan Nyai Bagjo. Saudara Budin bernama Sahrin (Poteran), Argiya (Jember) dan Mupati (Poteran). Sedang Nyai Misdu adalah bibinya Budin. Nyai Misdu nama aslinya adalah Purinti yang merupakan saudara Nyai Bakjo. Agung Budin sendiri mulai kanak-kanak dijadikan sebagai anak angkat atau diasuh oleh Nyai Misdu.

Di dalam buku Agung Budin ini diceritakan, sejak usia dua belas tahun atau sejak remaja, Agung Budin merantau ke Jember bersama seorang bibinya yang bernama Nyai Misdu. Alasan merantau karena sedang mengalami kekurangan pangan (laep) karena untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sangatlah kesulitan. Empat tahun kemudian, Agung Budin bersama seorang bibinya pulang kampung ke pulau asalnya, Poteran, Sumenep, dan selanjutnya melangsungkan perkawinannya.

Selanjutnya, Agung Budin andun ke pulau Gili Pandan yang masih merupakan kawasan Kecamatan Giligenting, Sumenep. Kegiatan andun berkaitan dengan masalah migrasi atau perpindahan penduduk, untuk mencari nafkah atau penghasilan ke daerah lain yang memiliki peluang besar adanya ikan, sedangkan di daerahnya sendiri sedang tidak musim ikan. Kemudin, Agung Budin melakukan pembabatan pulau Gili Pandan.

Di Sumenep Madura, banyak sekali pulau-pulau kecil, di antaranya adalah pulau Gili Pandan dan pulai Gilingan. Kedua pulau ini, Gili Pandan dan Gilingan, terletak di selatan pulau besar Madura yang berada di sebelah barat pulau Giliraja.

Pulau Gili Pandan dan Gilingan, memiliki pemandangan yang indah. Keelokan bibir pantai yang berpasir putih dengan air pantai yang jernih. Eksotisnya pantai Gili Pandan dan Gilingan sangat cocok bagi pendatang yang benar-benar ingin menghilangkan rasa suntuk, libur kerja atau pun sekedar ingin mengobati rasa penasaran akan kecantikan kedua pulau ini.

Rute ke lokasi Gili Pandan dan Gilingan bisa ditempuhnya melalui beberapa titik pemberangkatan, dari Kapedi Sumenep menaiki perahu, bisa dengan menyewa perahu nelayan di pelabuhan Kapedi, kemudian langsung menuju pulau tersebut. Bisa juga berangkat dari pelabuhan Kapedi dan mengikuti perahu yang biasa menjadi tranportasi para penumpang jurusan pulau Giliraja, Desa Banmaleng, baru selanjutnya menaiki perahu nelayan untuk menuju pulau Gilingan dan Gili Pandan.

Di dalam buku ini, yang berjudul, “Agung Budin Pembabat Tanah Pulau Gili Pandan dan Gilingan Sumenep (1870-1960),” dikisahkan bahwa peran utama dalam melakukan pembabatan pulau Gili Pandan dan Gilingan.

Buku ini mengisahkan, sebelum Agung Budin melakukan pembabatan pulau, ia terlebih dulu melakukan tirakat atau sajjah menurut warga Gilingan. Diperkirakan pada tahun 1895, Agung Budin memulai membuka lahan pulau Gili Pandan. Lima tahun kemudian yakni pada tahun 1900-an, Agung Budin memulai membuka lahan di pulau Gilingan.

Seperti dikisahkan dalam buku Agung Budin, Agung Budin membuka lahan Gili Pandan dan Gilingan dengan melibatkan banyak orang (jhak-ngajhak). Umumnya orang-orang yang ikut berperan membantu dalam membuka lahan di pulau Gilingan adalah berasal dari orang-orang Lombang, Giliraja. Mereka bekerja sebagai nelayan dengan cara seperti memancing ikan atau menggunakan jaring ikan di karang dekat pantai Gilingan, yang kemudian mereka turut serta membantunya dalam membuka lahan di pulau ini.

Untuk lebih jelas lagi, di dalam buku Agung Budin yang ditulis oleh Saifullah, yang berasal dari pulau Gilingan, Sumenep, dipaparkan lebih detail yang terdiri dari tujuh bab. Bab pertama, Poteran Tanah Kelahiran, bab kedua tentang Agung Budin dan Kajunilan, bab ketiga membahahas tentang Pembabatan Tanah Pulau Gili Pandan dan Gilingan, bab empat membahas tentang Agung Budin dan Kehidupan di Pulau Gili Pandan dan Gilingan, bab lima membahas tentang Perjuangan Agung Budin, bab enam membahas tentang Agung Budin Tradisi-Tradisi Lokal, bab tujuh membahas tentang Kepribadian Agung Budin.

Pembahasan tentang Agung Budin ini lebih luas dibahas dalam buku berjudul, “Agung Budin Pembabat Tanah Pulau Gili Pandan dan Gilingan Sumenep (1870-1960)” dengan penulis: Saifullah, jumlah halaman: 290, penerbit: Bildung, Yogyajarta, tahun terbit pada Juni 2023. (ADL&SIP)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *