Generasi Muda Diminta Perkuat Ketahanan Pangan

Fasilitasi Organisasi Pemuda Tahun 2023

ADV LIPSUS – Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga Dahnil Anzar Simanjuntak menjadi salah satu pembicara dalam acara Fasilitasi Organisasi Kepemudaan yang berlangsung selama tiga hari garapan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di Hotel Novotel, Jalan Brigjen Ery Suparjan, Klandasan Ulu, Balikpapan, Kamis (25/05/2023).

Dalam sesi materinya, Dahnil Anzar Simanjuntak, saat ini eranya adalah perang pangan, di mana negara-negara di dunia saling berebut untuk mendapatkan kebutuhan pangan. Negara penguasa pangan di dunia, lanjut Ketua Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Periode 2014-2018 ini, di antaranya adalah negara-negara kecil di Asia, seperti Jepang dan Korea Selatan (Korsel).  Jepang dan Korsel ini, wilayah daratannya tak seluas Indonesia.

“Melalui studi di sebuah perguruan tinggi Eropa menampilkan lima besar top ketahanan pangan dunia, yang pertama diisi oleh Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan negara-negara Asia seperti Jepang dan Korsel. Uniknya, negara kecil seperti Jepang dan Korsel saja diprediksi lebih berdaya di bidang pangan ketimbang Indonesia. Artinya perang pangan sudah dimulai hari ini,” terang Dahnil, sapaan akrab mantan akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten ini.

Kondisi pangan di Indonesia saat ini, beras menjadi bahan pangan utama dan telah ditanamkan sejak dahulu bahwa dari Sabang sampai Merauke, saat kebutuhan melonjak dan petani di negeri sendiri tidak dapat memenuhinya, beras diimpor dari negara lain. Tahun 2023 ini, Indonesia bahkan berencana mengimpor beras sebanyak dua juta ton sebagai cadangan dalam stabilisasi harga beras. Sayangnya, negara-negara eksportir beras memangkas kuantitas ekspor, dan ada yang melarang.

“Sejak dulu, kita selalu ditanamkan makan nasi dari Sabang sampai Merauke, yang padahal tidak semua daerah pangan utamanya adalah nasi, sehingga saat beras mengalami embargo, kita kewalahan dari sisi ekonomi dan budaya kebiasaan memakan nasi,” terang Dahnil, memberikan penjelasan seputar perang non militer masa depan sebagaimana ditanyakan Zulfikri, salah seorang pengurus Himpunan Mahasiswa Bontang (HMB) yang turut hadir dalam acara yang dihadiri sekitar 240 pemuda itu.

Dahnil berpesan agar hendaknya generasi muda sebagai penerus bangsa dapat mempersiapkan diri untuk mempertahankan ketahanan pangan dari semua sektor yang ada. Terlebih lagi saat ini di Kaltim telah ditetapkan sebagai lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, diperkirakan akan ada migrasi lebih satu juta orang begitu IKN berjalan. Kebutuhan pangan lokal pasti meningkat.

Menurut dia, berdasarkan analisis, di tahun 2045 mendatang, perkembangan Indonesia menjadi negara penguasa pangan, prediksinya masih sangat kecil, Korsel dan Jepang diprediksi lebih berdaya ketimbang Indonesia. “2045, ketahanan pangan nomor satu bukan di Indonesia. Tugas adik-adik semua di sini segala cari metode ketahanan kita dari segala lini. Yang rasakan adalah adik-adik semua di masa depan nanti,” kata Dahnil.

Selain Dahnil, sejumlah pembicara top juga dihadirkan dalam acara yang berlangsung hingga Sabtu (27/05/2023) ini. Mereka adalah Indra Dwi Prasetyo, delegasi Kalimantan Barat Program Pertukaran Pemuda Indonesia- Korea Selatan (IKYEP) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tahun 2016, Pemuda Pelopor Nasional Bidang Inovasi Teknologi asal Kaltim tahun 2021 Utari Octavianty, Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Esa Sukmawijaya, dan masih banyak lagi. []

Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Hadi Purnomo

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *