Kesulitan Makan, Warga Kukar Nekat Bakar Rumah
KUTAI KARTANEGARA – Astaga! Di negeri Kutai Kartanegara, kabupaten yang punya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbesar se-Indonesia, ternyata masih ada saja warga yang kesulitan makan nasi. Ini dialami Acil Payau (55), warga Long Beleh, Kecamatan Kembang Janggut.
Akibat kesulitan ekonomi untuk makan, kehabisan beras, tak ada yang mau memberikan pinjaman, Acil berbuat nekat. Ia mengamuk, Kamis (21/5). Pria yang biasa berburu di hutan ini melukai seorang warga serta membakar 3 rumah dan satu musala.
“Ada 3 rumah yang dibakar. Tak hanya rumah, Musala Al-Hikmah ikut dilalap api. Pelaku mengamuk lantaran tidak dapat pinjaman uang atau beras. Kini pelaku sudah ditangkap dan sedang kami bawa ke Polres Kukar di Tenggarong, untuk menjalani proses hukum selanjutnya,” urai Kapolsek Kembang Janggut, AKP Salamun.
Kepada wartawan, Kapolres Kutai Kartanegara, AKBP Mukti Juharsa Mukti menjelaskan, Acil Payau kalap lantaran kesulitan biaya hidup. Acil Payau yang selama ini hidup sendirian di pondok, saat itu kehabisan uang dan beras. Karena kelaparan, ia mencari pinjaman kepada warga Desa Long Beleh Haloq. Namun belakangan warga tak ada yang mau memberikan pinjaman. Acil Payau naik pitam.
Sembari menggenggam sebilah parang, pria itu kemudian menyerang seorang warga bernama Adeni (35). Adeni terkapar dengan luka bacok di bagian lengan. Warga yang tahu ada keributan, berusaha membekuk Acil Payau. Acil Payau lengah, beberapa warga membekuknya dan melayangkan pukulan hingga membuat Acil Payau pingsan.
Karena keadaan aman, warga fokus mengurus Adeni dan membawanya ke puskesmas. Nah, saat itulah Acil Payau terbangun dari sadarnya. Bukannya takut, ternyata emosi Acil Payau malah meninggi. Tanpa banyak bicara dan tak disadari warga, Acil Payau menyambar botol berisi bensin dari sebuah warung. Secepatnya bensin disiramkan ke rumah milik warga milik Sri Wahyuningsih (50), Syahroni (35) dan Burhan (52).
Warga kaget. Kemudian mengejar kembali Acil Payau. Namun kali ini, Acil Payau melarikan diri ke hutan. “Namun dia bisa ditangkap di hutan wilayah Tabang. Saya tegaskan lagi, itu bukan kasus perkelahian antar warga, seperti isu beredar,” tegasnya. [] SP