Pelaku Perampokan di Malang Ternyata Tetangga Korban, Motifnya Terungkap

ilustrasi

ilustrasi

MALANG –  Kasus perampokan yang menewaskan Agus Sri Iswanto (60) dan melukai sang kakaknya, Ester Sri Purwaningsih (69) di Jalan Anggodo, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang telah terungkap. Dua pelakunya ternyata masih tetangga dengan korban. Kedua pelaku adalah M Wakhid Hasyim Afandi (29) dan adiknya, M Iqbal Faisal Amir (28). Sedangkan Agus yang tewas merupakan tunanetra yang selama ini tinggal dengan kakaknya, Ester Sri Purwaningsih (69) yang merupakan seorang pendeta.

Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Malang Komisaris Polisi (Kompol) Imam Mustolih menyatakan bahwa motif kedua tersangka merampok karena terdesak kebutuhan uang. Sebab, Iqbal rencananya akan melangsungkan pernikahan. Sedangkan si kakak, Afandi, punya utang.

“Bahwa motif dari kedua ini berdasarkan pedalaman sementara yang sudah dilakukan oleh penyidik adalah tersangka ini butuh uang, untuk biaya pernikahan sekaligus untuk membayar tanggungan utang yang mereka miliki,” ujar Imam Mustolih dalam konferensi pers di Mapolres, Rabu (03/04/2024).

Imam Mustolih juga menyebut, kedua tersangka tinggal beberapa meter di belakang rumah korban. Mereka beraksi ketika situasi sepi, yakni saat jam tarawih. “Para tersangka adalah tetangga korban dan beraksi ketika situasi sepi,” sebutnya.

Perampokan berdarah itu terjadi pada, Jumat (22/03/2023) malam. Dua pelaku menyatroni rumah yang hanya ditempati Ester dan Agus. Kala itu, situasi sekitar rumah korban sedang sepi karena mayoritas warga sedang salat tarawih.

Nyawa Agus melayang setelah dihabisi pelaku dengan memantakkan pisau ke bagian leher. Sementara kakak kandungnya Ester, yang merupakan kepala gereja sekaligus pendeta, dianiaya pelaku hingga mengalami luka. Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan, para tersangka ini sebelumnya memilih rumah secara acak, namun sudah ditarget karena sudah memetakan lokasi. Mereka memilih rumah ini karena di tempat kejadian perkara (TKP) ditinggali oleh para lansia.

Akhirnya, pelaku bisa memasuki rumah Ester melalui pintu samping rumah yang tidak terkunci. Namun, ketika para tersangka masuk ke dalam rumah, korban Agus saat itu tengah makan dan memergoki kehadiran mereka. Secara spontan, tersangka Iqbal kemudian memukul wajah Agus.

Lantaran berada di situasi terjepit, Iqbal akhirnya mengambil pisau dapur di rumah korban sepanjang 20 sentimeter. Pisau itu lantas disabetkan ke leher korban, tapi korban melakukan perlawanan dengan menangkis sabetan pisau itu. “Kemudian pisau tersebut dari mata pisaunya patah dan menancap di leher sebelah kiri antara leher dan pundak yang mengakibatkan korban meninggal dunia,” tutur Gandha, Rabu (03/04/2024).

Kemudian, Wakhid masuk ke ruang makan, menyusul adiknya yang bertemu dengan Ester Sri Purwaningsih. Wakhid langsung memukul korban dengan menggunakan tangan kosong sebanyak tiga kali. “Tidak berhenti sampai di situ saja menyeret korban ke dalam kamar, kemudian membenturkan kepalanya ke dalam ke dinding sebanyak dua kali, yang menyebabkan korban luka-luka,” ujarnya.

Pelaku pun mengambil sejumlah barang korban. Mulai dari handphone (Hp), dompet berisikan uang Rp750 ribu dan beberapa Automatic Teller Machin (ATM) milik korban Esther Sri Purwaningsih. “Setelah berhasil melumpuhkan kedua korban tersebut, tersangka mengambil dompet yang berisi uang milik korban dan satu buah Hp merk Oppo, milik korban Ester Sri Purwaningsih,” imbuhnya. []

Redaksi01

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *