Pemdes Loa Pari Harapkan Investor Untuk Sulap Eks Tambang Jadi Camping Ground

Kades Loa Pari I Ketut Sudiyatmika

Kades Loa Pari I Ketut Sudiyatmika

ADVERTORIAL  – Desa Loa Pari, Kecamatan Tenggarong Seberang pada tahun ini fokus dalam pengembangan pariwisata. Pemerintah Desa berencana menyulap lahan eks tambang batu bara menjadi objek wisata dengan konsep Camping Ground dengan bantuan dana investor.

Ada beberapa potensi yang ada di Desa Loa Pari seperti Perikanan, Pertanian, Perkebunan dan potensi tersebut sudah dimanfaatkan oleh masyarakat hingga kini sudah berjalan. Namun disektor pariwisata masih perlu digali lagi untuk membantu pendapatan asli desa.

“Kami punya danau eks tambang itu luasannya 34 hektar, cuma memang dalam tapi danau itu  memang biasanya dalam kan. Di mana eks tambang yang paling terbesar berada di Tenggarong Seberang.” kata Kades Loa Pari I Ketut Sudiyatmika Rabu (29/03/2023).

I Ketut Sudiyatmika menjelaskan konsep membangun wisata itu sudah punya program di periode pertama tapi akses jalannya belum ada, sehingga harus ada pembenahan dulu di sarana infrastruktur jalan dulu.

“Nah sekarang di periode pertama sudah jalan dan hanya sedikit-sedikit yang harus kita bangun, namun sempat terkendala karena pandemi kemarin. Di tahun ini kita fokus kepada pariwisata,” ujarnya.

Ia mengungkapkan adapun danau yang mau dijadikan objek wisata, konsepnya tidak mungkin sama dengan Taman Gubang, juga tidak mungkin sama dengan Danau Janur yang ada di Perjiwa, awalnya konsepnya mirip-mirip saja.

“Kami mengawali dengan pembuatan camping ground dulu, pertama karna anggarannya murah. Pengembangan selanjutnya yang kita pikirkan, nanti di danau itu kita tidak lagi bicara konsepnya di darat tetapi wisatanya di atas danau, koteknya terapung jalannya terapung, kolam renangnya di danau,” ungkapnya.

Pihak Desa menginginkan ada investor, cuma investor kurang berani untuk masuk ke area eks tambang. Karena lahannya belum jelas. Arahan pak Bupati, pak Kades itu lahan eks tambang di suratkan saja sama desa. Jadi lebih baik dikelola sendiri karena kebanyakan dengan menggunakan investor itu input ke desa jadi kurang maksimal, karena yang menentukan tenaga kerja mereka, dan yang mengelola manajemennya mereka.

“Jadi coba kita sendiri, desa yang mencoba mengelola sendiri. Untuk perencanaan camping ground di tahun ini, kita menunggu anggaran kemungkinan di tahap kedua atau ketiga kita membuat camping ground,” tutupnya.

Penyunting : Nursiah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *