Politik Uhuy ala Komeng
“Komeng,”… “Uuhuyyy!”…
“Nomor 10, Alfiansyah Komeng,” …… “Uuhuuyyyy!”
BOGOR – SUASANA penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 023 Kelurahan Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), Rabu (14/02/2024) petang mendadak meriah saat petugas membacakan perolehan suara calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Gelak tawa dan teriakan uhuy terdengar saat petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS itu menyebut nomor urut sepuluh. Ya, nama Alfiansyah Komeng begitu familiar di tengah masyarakat. Tak heran, di TPS itu Komeng meraih 74 suara dari 213 suara. Nyaris 35 persen suara diraupnya, sisanya menjadi rebutan 53 kandidat lainnya.
Bahkan secara umum, raihan suara Komeng di ajang calon pemilihan anggota DPD untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Jawa Barat nyaris menembus angka 2 juta suara. Berdasarkan data di laman pemilu2024.kpu.go.id pada Selasa (20/02/2024) pagi, Komeng berhasil mendapatkan 1.874.253 suara.
Saingan terdekat Komeng adalah calon nomor urut 2 Aanya Rina Casmayanti yang baru meraup 722.431 suara. Sementara beberapa petahana anggota DPD Jabar seperi KH Amang Syarifudin (nomor urut 11) dan Dra. Ir. Hj. Eni Sumarni (nomor urut 30), perolehan suaranya tertinggal cukup jauh.
Fenomena Komeng bisa jadi satu-satunya sisi lain pemilu kali ini, anti mainstream. Dia yang bertarung menjadi calon anggota DPD RI dari Provinsi Jawa Barat mampu mengalihkan perhatian masyarakat dari sengkarut pemilu yang diduga sarat kecurangan dan kesalahan input sirekap.
Betapa tidak, komedian yang dikenal dengan jargon Uhuy dari acara Spontan di salah satu televisi swasta nasional akhir tahun 90-an itu berhasil mengejutkan banyak pemilih di daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat pada hari pencoblosan, 14 Februari 2024.
Mereka terkejut saat melihat foto komedian ternama Alfiansyah Bustami Komeng di kotak suara. Dengan mata melotot dan mulut mangap, foto Komeng memang terkesan unik dari calon-calon lain.
Komeng sendiri mengaku sengaja menggunakan foto ‘nyeleneh’ tersebut. Apalagi tidak ada larangan penggunaan foto dengan gaya seperti itu.
“Itu kan suratnya enggak bersuara, makanya saya bikin bersuara. Ya saya demen [suka] saja, anti-mainstream, enggak sama kayak orang lain,” ujar Komeng kepada awak media usai fotonya di surat suara viral dan banyak diunggah nitezen, Kamis (15/02/2024).
Lebih lanjut Komeng menegaskan bahwa pose ‘nyeleneh’ tersebut bukan semata mendapat banyak suara dari publik, tapi ia ingin tampil beda dan menghibur. “Tujuan ke situ sih enggak ada. Memang saya pada dasarnya, kalau konsep ngelawak saja suka. Ingin sesuatu yang baru,” ucapnya.
Harus diakui, foto yang ditampilkan Komeng di surat suara menjadi magnet bagi para pemilih. Belum lagi dia juga menampilkan nama Alfiansyah Komeng sebagai identitas dirinya, sehingga mudah dikenali.
Sebelumnya pada 4 Mei 2023, Komeng mengajukan penambahan nama dari nama lahirnya “Alfiansyah” menjadi “Alfiansyah Komeng” ke Pengadilan Negeri Cibinong. Humas PN Kelas IA Cibinong Amran S Herman mengatakan permohonan pergantian nama itu telah dikabulkan hakim pada 10 Mei 2023.
Menurut Arman, alasan Komeng melakukan pergantian nama karena ingin sukses dalam Pileg 2024. Pergantian nama ini menjadi salah satu cara untuk memudahkan masyarakat mengenalnya di kertas suara.
Sebelumnya, Komeng telah mendaftarkan diri ke kantor Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat pada 13 Mei 2023 sebagai bakal calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Daerah Pemilihan Jabar.
Ketua KPU Jawa Barat Rifqi Ali Mubarok mengatakan Komeng merupakan warga yang tercatat berdomisili di daerah Bogor dan telah melalui tahap verifikasi administrasi dan verifikasi faktual sebelum melakukan pendaftaran.
Rifqi menjelaskan Komeng bisa mendaftar sebagai bakal calon DPD RI setelah beberapa waktu sebelumnya mengumpulkan sekitar 6 ribu dukungan warga yang dibuktikan dengan salinan kartu tanda penduduk (KTP) sebagai salah satu persyaratan.
TAK KELUAR DUIT BANYAK
Lalu bagaimana dengan kegiatan kampanye yang dilakukannya? Dua orang kawan yang masing-masing tinggal di Bekasi dan Subang mengungkapkan, sama sekali tidak menemukan foto Komeng, berupa poster maupun alat peraga kampanye lainnya terpampang di jalan maupun tempat umum lainnya selama masa kampanye.
Dalam suatu acara komedi di salah satu televisi swasta nasional, sambil berkelakar Komeng mengatakan telah memerintahkan tim suksesnya untuk memasang foto dirinya di jalan, maupun tempat-tempat umum lainnya. Perintah itu kemudian dikerjakan dan melaporkan langsung hasil kerjanya kepada Komeng.
“Tapi ketika saja jalan keliling kampung, kok ngga ada yang kenal saya. Saya tanya dong sama tim sukses saya, di mana pasang foto saya. Pas ditunjukan, saya kaget. Pantes ga ada yang kenal saya, yang dipasang foto saya ukuran 3×4!” ungkapnya disambut tawa penonton.
Itulah kekonyolan yang begitu melekat dalam diri lelaki kelahiran Jakarta, 25 Agustus 1970 ini. Secara jujur dia mengaku tidak keluar duit banyak dalam proses pencalonan. Bahkan saat diwawancara, ia mengaku bisa menang pemilu kali ini dengan biaya super terjangkau.
Kepada Deddy Corbuzier dalam podcast “Close The Door”, Komeng mengaku selama masa kampanye, ia lebih memilih untuk mengambil pekerjaan di area Jawa Barat ketimbang melakukan kegiatan kampanye.
“Enggak, ngapain (kampanye). Saya mah malah nyari job tapi, saya ambil lebih banyak di Jawa Barat,” ungkap Komeng.
“Saya kalau ngomong cuma mohon doa restu, karena kan ada Panwaslu. Saya bilang saya enggak kampanye. Saya hanya mohon doa restu, ‘Nih saya nyaleg nih.’ Saya enggak nyuruh (nyoblos) lho,” ungkap Komeng.
Namun begitu, Komeng mengaku serius dalam mencalonkan diri sebagai anggota DPD. Salah satu misinya adalah mewujudkan aspirasi seniman tanah air
“Saya bisa mencontoh dari negara Korea Selatan, dengan seni budayanya dia bisa mengalahkan negara-negara lain, lewat seni budaya, drakor (drama Korea), K-pop, dan kulinernya juga, bahkan pemasukan ke APBN negaranya hampir 12 digit,” imbuhnya.
Selain itu, salah satu hal yang akan dia perjuangkan adalah penetapan Hari Komedi Nasional. Komeng mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada sejumlah hari yang didedikasikan untuk mengapresiasi seni. Beberapa di antaranya adalah Hari Film Nasional yang dicanangkan setiap 30 Maret dan Hari Musik Nasional setiap 9 Maret.
Sebagai komedian, Komeng menyadari bahwa belum ada hari peringatan untuk seni di bidang komedi. Oleh karena itu, Komeng berharap bisa memperjuangkan hadirnya Hari Komedi Nasional.
Dia ingin Hari Komedi Nasional dicanangkan pada tanggal yang istimewa, yaitu 27 September. Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan hari lahirnya komedian legendaris Indonesia, yaitu almarhum Bing Slamet.
SOSOK YANG CERDAS
Harus diakui, Komeng adalah komedian yang cerdas. Mampu melempar joke-joke receh maupun berat. Dia juga tanggap menyambung lawakan rekannya di atas panggung. Kecerdasan itulah yang diterapkannya dalam pemilu kali ini. Melalui foto nyeleneh dan nama panggung yang telah membesarkan dirinya.
Komeng menyadari, bahwa politik Indonesia masih sangat ditentukan oleh sosok dan figuritas ketimbang pengalaman dan gagasan. Masyarakat cenderung menyukai sesuatu yang lebih populer dan familiar dari entitas lainnya yang tak terkenal. Maka, ketika pemilih bingung tak ada calon lain yang dikenal dengan baik, maka Komeng tak ragu dicoblos.
Hal ini diakui pula oleh pengamat politik dari Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN) Devi Darmawan. “Masyarakat merasa sosok Komeng bisa dianggap sebagai sosok yang fresh untuk dipercaya sebagai perwakilan dari daerah Jawa Barat ini untuk bisa masuk ke parlemen,” kata Devi.
Sementara pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Silvanus Alvin mengatakan, bahwa artis saat mencalonkan diri menjadi politisi, biasanya mereka memanfaatkan citra dan popularitas yang sudah terbangun di masyarakat.
“Payung besar politisi selebritas ini adalah mereka akan menggunakan modal utama mereka, yaitu aura selebritas mereka. Kalau dia seorang komedian, tentu narasi komedinya ini, yaitu yang harus ditonjolkan,” jelas Alvin. []
Penulis | Penyunting: Agus P Sarjono