Tiga Isu Krusial Bayangi Proyeksi APBD TA 2023

Batubara masih menjadi andalan pendapatan daerah. Royaltinya meningkat seiring naiknya harga batubara di level global. Tingginya nilai batubara menjadi salah satu proyeksi pendapatan daerah tahun anggaran mendatang.

Batubara masih menjadi andalan pendapatan daerah. Royaltinya meningkat seiring naiknya harga batubara di level global. Tingginya nilai batubara menjadi salah satu isu proyeksi pendapatan daerah tahun anggaran mendatang. Jika di tahun mendatang harganya anjlok, pastinya mempengaruhi instrumen belanja anggaran mendatang.

PARLEMENTARIA DPRD KALTIM – Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Tahun Anggaran 2023 yang mencapai Rp15,1 triliun dibayangi tiga isu krusial. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim Muhammad Samsun, kepada awak media, Jumat (2/9/2022).

Pertama, menurut politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, adalah isu perubahan iklim ekonomi. “Kekhawatiran saya ketika harga BBM naik akan berdampak luas terhadap inflasi. Ketika terjadi over inflasi, akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, termasuk di Kalimantan Timur,” papar Samsun.

Kedua, lanjut dia, adalah masalah pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid 19). “Kita kemarin punya pangalaman pandemi Covid 19. Semoga tidak ada Covid lagi atau tidak ada wabah atau keadaan darurat yang kemudian mengubah seluruh tatanan ekonomi,” urai pria kelahiran Jember, 18 Februari 1974 ini.

Isu terakhir, terang Samsun, adalah menyangkut ekonomi dunia. “Terkait dengan target-target ekspor kita. Kan masih bergantung pada industri ekstrak. Harga batubara masih bagus, CPO (Crude Palm Oil, red) naik. Ketika struktur dan iklim pasar dunia berubah, akan berdampak secara langsung terhadap kondisi ekspor kita. Ini tentu berpengaruh terhadap pendapatan kita, kalau landai saja, insya Allah target kita (dalam proyeksi pendapatan anggaran, red) akan tercapai,” urai pria bergeral magister sains ini.

Agar tidak berdampak signifikan terhadap pendapatan daerah, lanjut Samsun, isu-isu krusial tersebut harus diantisipasi. Ia berharap kondisi yang terjadi di tahun 2017 silam tidak terulang. “Ketika DBH (Dana Bagi Hasil, red) turun, kita harus melakukan, berbagai macam penyesuaian. Sehingga ada rasionalisasi kegiatan yang sudah terprogram, ini kita antisipasi,” papar Samsun.

Dengan asumsi pendapatan yang sekarang, nilai produk industri ekstrak sedang tinggi, jika ternyata harganya lebih tinggi, akan sangat baik. “Tapi kalau harga sawit turun lagi, banyak instrumen yang nantinya harus menyesuaikan,” ujar Samsun.

Namun demikian, Wakil Ketua DPRD Kaltim ini sangat optimis dengan pendapatan daerah di tahun anggaran mendatang. “Saya pikir untuk pendapatan sudah cukup terukur karena durasinya kan juga tidak terlalu lama. Yang murni, ini kan kita targetkan APBD 15,1 triliun rupiah, itu cukup optimis,” terang Samsun meyakinkan. []

Penyunting: Hadi Purnomo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *