Kalteng Hadapi Puncak Kemarau Juli–Agustus, Risiko Karhutla Meningkat

PALANGKA RAYA — Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) diperkirakan akan memasuki puncak musim kemarau pada Juli hingga Agustus 2025.

Musim kemarau mulai dirasakan di sejumlah wilayah sejak akhir Juni, dipengaruhi oleh fenomena El Niño yang meskipun lemah, tetap berpotensi meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, Ika Priti, menyampaikan bahwa secara umum kondisi wilayah Kalteng saat ini masih tergolong aman dari potensi kebakaran.

“Sebagian besar daerah masih menunjukkan indikator warna biru, yang menandakan tingkat kemudahan terbakar masih rendah, mengingat saat ini masih musim peralihan,” ujar Ika saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/6/2025).

Ika menjelaskan bahwa musim kemarau tahun ini dipengaruhi oleh kondisi El Niño Southern Oscillation (ENSO) yang berada dalam fase netral. Artinya, fenomena El Niño masih berlangsung, namun dampaknya tidak signifikan.

“ENSO netral artinya El Niño tetap ada, meskipun pengaruhnya kecil. Dampaknya tidak signifikan, namun tetap dirasakan,” katanya.

Secara umum, El Niño dapat menyebabkan penurunan curah hujan, memperpanjang musim kemarau, serta meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan.

Selain itu, kekeringan juga berdampak pada terganggunya musim tanam dan terbatasnya ketersediaan air bersih.

“Kondisi kering yang terjadi meningkatkan risiko terjadinya karhutla, memengaruhi musim tanam, dan mengurangi ketersediaan air bersih,” imbuh Ika.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi musim kemarau di wilayah Kalimantan Tengah.

Berdasarkan data BMKG, awal musim kemarau di Kalteng diperkirakan terjadi pada 11 Juni 2025, dan mencapai puncaknya pada Juli hingga Agustus 2025. Musim kemarau diproyeksikan berlangsung hingga 20 Oktober 2025.

Hampir seluruh wilayah Kalimantan Tengah akan mengalami dampak musim kemarau, dengan wilayah selatan menjadi daerah pertama yang terdampak sebelum menyebar ke bagian lainnya.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sendiri telah bersiaga menghadapi musim kemarau dengan mengaktifkan 77 posko dan pos lapangan sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi karhutla dan dampak kekeringan lainnya. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *