Balas Serangan AS, Iran Bombardir Israel

TEL AVIV – Ketegangan di Timur Tengah kembali memuncak setelah Iran meluncurkan lebih dari 40 rudal ke wilayah Israel pada Minggu pagi waktu setempat (22/6/2025). Serangan tersebut disebut sebagai balasan atas serangan udara Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir milik Iran.
Akibat serangan ini, sedikitnya 23 orang dilaporkan terluka, sementara lebih dari 240 bangunan hunian mengalami kerusakan parah. Selain itu, lebih dari 9.000 warga Israel terpaksa mengungsi karena kehilangan tempat tinggal, terutama di wilayah Tel Aviv dan sekitarnya.
Menurut laporan otoritas setempat, rudal-rudal yang ditembakkan Iran menghantam sejumlah kota besar di Israel, termasuk Tel Aviv, Beersheba, dan Ashdod. Sebagian besar kerusakan terjadi pada apartemen dan rumah-rumah penduduk.
Kendati serangan tersebut menyebabkan kehancuran luas, banyak warga yang selamat berkat keberadaan ruangan aman (safe room) yang menjadi bagian standar dari konstruksi bangunan di Israel. Otoritas setempat mengapresiasi sistem perlindungan ini yang terbukti menyelamatkan nyawa di tengah serangan masif.
Otoritas Penanggulangan Bencana Israel juga telah mengaktifkan jalur darurat untuk penanganan warga terdampak, termasuk penyediaan tempat penampungan sementara, distribusi logistik, dan bantuan psikososial.
Serangan rudal ini terjadi hanya beberapa hari setelah laporan serangan udara yang diduga dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir strategis milik Iran. Pemerintah Iran mengecam tindakan tersebut sebagai agresi militer dan pelanggaran kedaulatan, serta berjanji akan memberikan “balasan setimpal”.
Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pihak AS terkait serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, media internasional menyebut keterlibatan AS sebagai pemicu eskalasi terbaru ini.
Hingga berita ini diturunkan, situasi di Israel masih berada dalam status siaga tinggi. Pemerintah Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait langkah balasan, namun sejumlah analis memperkirakan kemungkinan adanya aksi militer lanjutan dalam waktu dekat. []
Nur Quratul Nabila A