Gencatan Senjata Dimulai, Iran dan Israel Klaim Kemenangan Masing-Masing

WASHINGTON DC — Gencatan senjata antara Iran dan Israel resmi berlaku mulai Selasa (25/6/2025) pagi, mengakhiri konflik bersenjata yang berlangsung selama 12 hari dan menimbulkan ketegangan global.

Pengumuman ini disampaikan secara bersamaan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, yang semuanya mengklaim bahwa gencatan senjata terjadi atas prakarsa mereka.

Dalam pernyataan di akun Truth Social, Trump menegaskan bahwa pesawat-pesawat tempur Israel telah diperintahkan kembali ke pangkalan mereka dan tidak ada lagi serangan ke Iran. Ia mengklaim bahwa kesepakatan damai ini merupakan bukti efektivitas pendekatan keras yang ia tempuh selama konflik.

“Tidak akan ada yang terluka, Gencatan Senjata berlaku! Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!” tulis Trump, dikutip dari CNN World.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menyampaikan pidato kepada rakyat Iran, menyebut gencatan senjata ini sebagai hasil dari “perlawanan heroik” bangsa Iran. Ia menyalahkan Israel atas pecahnya konflik dan menyebut perang sebagai “petualangan yang dipaksakan” oleh Tel Aviv.

“Setelah perlawanan berani dari bangsa Anda yang hebat, kita menyaksikan penghentian perang yang dipaksakan oleh hasutan pemerintah Israel,” ujar Pezeshkian.

Di pihak lain, Netanyahu mengklaim bahwa Israel berhasil mengeliminasi ancaman eksistensial yang datang dari Iran. Dalam pidatonya kepada rakyat Israel, ia menyatakan bahwa keberhasilan operasi selama 12 hari akan “tercatat sebagai kemenangan militer dan diplomatik besar bagi generasi mendatang.”

“Kami telah menyingkirkan ancaman nuklir yang membayangi eksistensi bangsa Israel,” tegas Netanyahu.

Meskipun masing-masing pihak menyatakan komitmen terhadap penghentian konflik, beberapa insiden pelanggaran gencatan senjata sempat terjadi.

Washington Post menyebutkan bahwa pada malam sebelum perjanjian resmi diumumkan, kedua belah pihak saling menuduh telah melanggar perjanjian awal, memaksa Presiden Trump mengeluarkan peringatan keras.

Sejumlah pakar keamanan menyatakan bahwa gencatan senjata ini kemungkinan hanya bersifat sementara, mengingat belum adanya jaminan penghentian program militer atau nuklir dari masing-masing pihak. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *