Krisis Kemanusiaan Gaza Memburuk, Sembilan Tewas Akibat Malnutrisi dalam Sehari
GAZA – Kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin mengkhawatirkan. Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) mengungkapkan bahwa hampir sepertiga penduduk Gaza telah berhari-hari tidak mengonsumsi makanan layak.
WFP menyatakan lonjakan angka malnutrisi telah menyebabkan lebih dari 90.000 perempuan dan anak-anak sangat membutuhkan penanganan medis segera.
“Kondisi malnutrisi semakin parah. Sebanyak 90.000 perempuan dan anak-anak kini berada dalam kondisi gizi buruk dan membutuhkan perawatan darurat,” demikian bunyi pernyataan WFP seperti dikutip dari BBC, Sabtu (26/7/2025).
Situasi ini diperburuk oleh laporan dari Kementerian Kesehatan di wilayah Gaza yang dikelola Hamas.
Pada Jumat (25/7/2025), sebanyak sembilan orang dilaporkan meninggal dunia akibat malnutrisi, sehingga jumlah korban meninggal sejak pecahnya konflik mencapai 122 jiwa.
Mayoritas korban adalah anak-anak dan lansia yang tidak dapat mengakses makanan, air bersih, serta fasilitas kesehatan.
Israel, yang mengontrol penuh akses keluar masuk bantuan ke wilayah Gaza, menegaskan tidak ada pembatasan terhadap masuknya bantuan kemanusiaan.
Namun, pihak Israel justru menuding Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas krisis kelaparan tersebut.
Sementara itu, sejumlah negara seperti Uni Emirat Arab dan Yordania dilaporkan telah menyiapkan bantuan pangan yang akan dikirimkan melalui jalur udara.
Namun, seorang pejabat militer senior Yordania mengonfirmasi kepada BBC bahwa hingga saat ini negaranya belum menerima izin resmi dari pihak Israel untuk menyalurkan bantuan melalui wilayah udara Gaza.
WFP dan lembaga-lembaga kemanusiaan lainnya telah memperingatkan bahwa pengiriman bantuan udara hanya akan memberikan dampak terbatas dan tidak efisien dibandingkan jalur darat.
Mereka mendesak agar akses kemanusiaan dibuka secara penuh untuk mencegah semakin banyak korban jiwa akibat kelaparan. []
Nur Quratul Nabila A
