Fabrikasi Selesai, Proyek Peciko 8A Masuki Tahap Instalasi
Balikpapan,beritaborneo.com – PT Pertamina Hulu Mahakam selaku operator Wilayah Kerja (WK) Mahakam, dengan dukungan SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PT PHI) selaku induk perusahaan, melaksanakan Sail Away Ceremony (upacara peluncuran ke laut) Proyek Peciko 8A, yakni pemasangan booster compressor dan berbagai komponen pendukungnya, serta modifikasi anjungan, yang akan dilakukan di anjungan SWP-G Lapangan Peciko, di lepas pantai Kalimantan Timur.
Sail Away Ceremony ini berlangsung di fasilitas PT Asta Rekayasa Unggul, di Kec. Samboja, Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dan tersambung secara daring melalui aplikasi MTeams, pada Kamis (17/09).
Direktur Teknik Lingkungan Ditjen Migas, Kementerian ESDM, Dr Ir Adhi Wibowo, MSi, dalam sambutannya sangat mengapresiasi kerja seluruh tim dalam Proyek Peciko 8A ini karena tetap menjalankan tugas dengan baik walau di tengah pandemi. “Subsektor migas masih strategis dan penting bagi penerimaan negara jadi kita semua harus menjaga agar operasi dapat berjalan dengan baik. Dan semua harus memegang komitmen agar tingkat produksi tidak turun,” katanya. Dia juga menyatakan rasa bangganya pekerjaan fabrikasi ini dikerjakan 100% oleh perusahaan lokal di Kalimantan Timur, dengan tingkat kandungan dalam negeri hingga 52%.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menyambut baik upaya PT PHM untuk terus mempertahankan tingkat produksi di WK Mahakam, karena hal itu juga menjadi bagian dari upaya SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam merealisasikan pencapaian target produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas ke 12.000 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada 2030.
“Dengan fasilitas tambahan ini, diharapkan upaya mempertahankan penyediaan gas sebesar 8 MMSCFD dapat tercapai dan akan terjadi penambahan produksi di Lapangan Peciko sebesar 7,3 miliar standar kaki kubik (BSCF) gas dan 18,4 ribu barel (Mbbls) kondensat,” tambahnya.
Julius juga menerangkan bahwa Proyek Peciko 8A ini merupakan hasil implementasi dari strategi pertama SKK Migas yakni Mempertahankan Tingkat Produksi Eksisting.
Dalam Proyek Peciko 8A ini, sumur-sumur di anjungan SWP-G yang sudah berada di fase low pressure, tekanan gasnya diturunkan lagi menjadi low low pressure agar dapat tetap berproduksi lebih lama. Booster compressor digunakan untuk mendorong gas yang keluar menuju ke fasilitas pemrosesan di Lapangan Senipah-Peciko-South Mahakam (SPS).
Direktur Utama PT PHI Chalid Said Halim berharap Proyek Peciko 8A ini akan berhasil menambah panjang usia produksi ketujuh sumur yang bermuara di platform SWP-G hingga 2028, sehingga pendekatan yang sama dapat diterapkan pada sumur-sumur lain di Lapangan Peciko. “Secara teknis proyek ini cukup menantang, karena para engineer di PHM harus memodifikasi anjungan yang sebelumnya sudah pernah dimodifikasi. Tantangan lainnya adalah proyek ini harus tetap selesai tepat waktu walau di tengah pandemi COVID-19, agar keekonomiannya terjaga,” kata Chalid.
Proyek senilai 15,3 juta USD ini resmi dimulai pada 31 Oktober 2019 lalu dan dikerjakan oleh kontraktor lokal Kalimantan Timur, yaitu PT Asta Rekayasa Unggul, dengan melibatkan 100% pekerja lokal. Dengan sail away ini berarti tahap fabrikasi telah selesai dan segera memasuki tahap offshore installation, commissioning, dan start-up. Seluruh pekerjaan direncanakan selesai di bulan November 2020.