Pelatih Andalkan Atlet Renang Kukar KU Senior di Kejurprov

Sebagian besar dari sebanyak 286 atlet renang se-Kaltim yang terdaftar pada Kejurprov Kaltim cabor renang, per 10 Juni 2022, pukul 17.00 Wita, mengikuti uji lapangan di Kolam Renang Putri Junjung Buyah, Tenggarong.

Sebagian dari  286 atlet renang se-Kaltim yang telah terdaftar pada Kejurprov Kaltim cabor renang, mengikuti uji lapangan di Kolam Renang Putri Junjung Buyah, Tenggarong, Jumat (10/06/2022).

 

ADVETORIAL DISPORA KUKAR – Sebanyak 40 atlet renang dari Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) turut serta dalam perlombaan Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Kalimantan Timur (Kaltim) cabang olahraga (cabor) renang, di Kolam Renang Putri Junjung Buyah, yang berlangsung selama dua hari, dari tanggal 11 hingga 12 Juni 2022. Sementara yang diunggulkan dari Kelompok Umur (KU) Senior.

Hal tersebut disampaikan Murkis, pelatih sekaigus Ketua Klub Tirta Lembu Swana, didampingi Andy Kusuma, pelatih Klub Semayang, kepada Beritaborneo.com di sela-sela uji lapangan dan rapat teknis persiapan Kejurprov, Jumat (10/06/2022).

40 atlet renang tersebut, lanjut Murkis, merupakan atlet renang junior dan senior yang berasal dari tiga klub yang ada di Ibu Kota Raja, selain dari Klub Renang Lembu Swana dan Semayang, juga ada yang berasal dari Klub Renang Mahkota Raja.

Andy Kusuma, pelatih Klub Renang Semayang

Mempersiapkan perlombaan renang di Kejurprov, Murkis mengatakan, para atlet telah mempersiapkan sejak Bulan Februari 2022 lalu melalui pusat pelatihan mandiri. “Alhamdulillah alet renang kita sudah dipersiapkan melalui training center mandiri , setiap hari berlatih,” ungkap Murkis.

Untuk Kejurprov ini, kata dia, pihaknya mengandalkan KU Senior yang juga akan diikutkan ke Pekan Olahraga Provinsi (Porprov). “Dari hasil-hasil perlombaan sebelumnya, kita mengandalkan KU Senior yang sudah tercatat mendapatkan limit terbaik se-Kaltim,” ungkap Murkis optimis.

Harapan para pelatih, kata Murkis, untuk keperluan jangka pendek, agar pihak Persatuan Renang Republik Indonesia atau dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab) Kukar dapat memberikan bantuan nutrisi bagi atlet. Nutrisi atlet itu, lanjutnya, berupa makanan, susu dan suplemen makanan, terutama selama training center.

Alhamdulillah, dari pengurus PRSI ada juga yang membantu melalui dana pribadi untuk nutrisi atlet ini. Namun kami sangat berterimakasih kepada Pemkab Kukar, terutama Dinas Pemuda dan Olahraga, karena telah memberikan kami kesempatan untuk memanfaatkan kolam ini (Kolam Renang Putri Junjung Buyah, red) untuk berlatih,” papar Murkis. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Lainnya

WELLINGTON — Kasus medis tak biasa terjadi di Selandia Baru setelah seorang remaja laki-laki berusia 13 tahun menelan hingga 100 magnet kecil berkekuatan tinggi yang dibelinya melalui platform belanja daring Temu. Aksi berbahaya tersebut berujung pada operasi besar setelah magnet-magnet itu menyebabkan kerusakan serius pada organ dalam tubuhnya. Remaja itu semula dibawa ke Rumah Sakit Tauranga, Pulau Utara, karena mengalami nyeri perut selama empat hari. Setelah dilakukan pemeriksaan medis, dokter menemukan adanya kumpulan magnet di dalam usus. “Dia mengungkapkan telah menelan sekitar 80–100 magnet berkekuatan tinggi (neodymium) berukuran 5×2 milimeter sekitar satu minggu sebelumnya,” tulis laporan di New Zealand Medical Journal, Jumat (24/10/2025). Magnet neodymium tersebut sejatinya sudah dilarang beredar di Selandia Baru sejak 2013 karena risiko keselamatan yang tinggi, terutama bagi anak-anak. Namun, laporan mengungkapkan bahwa remaja ini masih bisa membelinya secara daring melalui Temu, salah satu platform e-commerce asal Tiongkok yang tengah populer secara global. Hasil sinar-X memperlihatkan magnet-magnet itu menggumpal membentuk empat garis lurus di dalam perut sang remaja. “Ini tampaknya berada di bagian usus yang terpisah namun saling menempel akibat gaya magnet,” ujar pihak medis. Kondisi itu menyebabkan nekrosis, atau kematian jaringan, di empat area usus halus dan sekum, bagian dari usus besar. Tim dokter bedah kemudian melakukan operasi pengangkatan jaringan mati sekaligus mengeluarkan seluruh magnet dari tubuh pasien. Setelah menjalani perawatan intensif selama delapan hari, remaja tersebut akhirnya diperbolehkan pulang. Dalam laporan medisnya, dokter Binura Lekamalage, Lucinda Duncan-Were, dan Nicola Davis menulis bahwa kasus ini menjadi pengingat bahaya besar yang bisa timbul dari akses bebas anak-anak terhadap produk berisiko di pasar online. “Kasus ini tidak hanya menyoroti bahaya konsumsi magnet, tetapi juga bahaya pasar daring bagi populasi anak-anak kita,” tulis mereka. Selain itu, para ahli juga memperingatkan kemungkinan komplikasi jangka panjang akibat insiden ini, termasuk sumbatan usus, hernia perut, serta nyeri kronis yang dapat muncul di kemudian hari. Menanggapi laporan tersebut, pihak Temu menyampaikan penyesalan dan berjanji akan menyelidiki kasus ini secara menyeluruh. “Kami telah meluncurkan tinjauan internal dan menghubungi penulis artikel New Zealand Medical Journal untuk mendapatkan informasi lebih lanjut,” ujar juru bicara Temu dalam pernyataan resminya. Namun, Temu menyebut belum dapat memastikan apakah magnet yang digunakan anak tersebut benar-benar dibeli melalui platform mereka. “Meskipun demikian, tim kami sedang meninjau daftar produk yang relevan untuk memastikan kepatuhan penuh terhadap peraturan keselamatan setempat,” tambahnya. Temu, yang merupakan raksasa e-commerce asal Tiongkok, beberapa kali dikritik di pasar internasional, termasuk di Uni Eropa, karena dinilai belum cukup tegas dalam menyaring produk berbahaya atau ilegal yang beredar di platformnya. Kasus ini menegaskan pentingnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas belanja dan penggunaan internet oleh anak-anak, sekaligus menjadi peringatan bahwa satu klik di dunia digital bisa berujung pada konsekuensi serius di dunia nyata.