Arena Biliar Juga Wajib Tutup

Raja-Kamar-242g-Jawa-Barat-Bermain-Billiard-di-Vision-Billiard-Bandung

SELAIN tempat hiburan malam (THM) dan sejenisnya, Pemkot Samarinda juga melarang keras sejumlah arena biliar untuk beroperasi selama Ramadan dan Lebaran tahun ini. Maklum, penutupan arena biliar selama Ramadan setiap tahun kerap menjadi polemik.
Karena itu untuk menghindari pro-kontra, pada tahun ini diatur secara jelas dan tegas. Pada intinya, Pemkot melarang semua arena biliar untuk beroperasi. Namun di sisi lain, ada pengecualian bagi arena biliar yang digunakan sebagai wadah latihan bagi para atlet biliar.
“Makanya ada pengecualian. Untuk lebih jelasnya, mana saja yang dibolehkan beroperasi itu sesuai rekomendasi dari Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga, Red). Jadi yang mendapat rekomendasi Dispora itu saja yang boleh beroperasi. Sedangkan yang lainnya wajib tutup mulai 24 Juni sampai 1 Agutus dan baru boleh kembali buka pada 2 Agustus,” kata Wakil Wali (Wawali) Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail.
Menurutnya, Balikpapan tetap membiarkan arena biliar beroperasi selama Ramadan. Namun tidak mutlak dan harus diikuti. Karena itu, ke depan akan ada pengaturan tersendiri untuk arena biliar yang boleh beroperasi selama Ramadan. Yang pasti, rekomendasi dari Dispora juga harus melihat dari sejumlah aspek pendukung, guna memastikan arena biliar tersebut digunakan untuk latihan para atlet. “Terutama fasilitas yang digunakan harus memenuhi standar ketentuan sebagai sebuah fasilitas olahraga atlet,” terangnya.
Selain itu, harus ada pula keseimbangan antara daftar atlet yang dibina pada arena biliar tersebut dengan jumlah fasilitas yang disediakan. Jangan sampai jumlahnya kurang atau malah melebihi jumlah atlet yang dibina sehingga menimbulkan kecurigaan.
“Misalkan kalau atletnya ada 10 orang, ya jumlah fasilitas yang disiapkan juga harus sesuai jumlah atlet yang ada. Tidak boleh lebih sehingga menimbulkan kesan manipulasi,” tandasnya.
Selain itu, yang tak kalah penting, lanjut Nusyirwan, adalah memastikan pada arena biliar tersebut tidak ada pelayan perempuan yang bertugas menyusun bola maupun mencatat skor.
“Karena ini bulan puasa, sehingga semuanya harus diatur agar tidak melanggar ketentuan dalam norma agama,” tegas Nusyirwan. [] RedFj/SP