Rencana Start Akhir Mei Tidak Terealisasi

Pembangunan flyover (jalan layang) di kawasan Air Hitam diprediksi sulit mencapai target rampung akhir 2015 mendatang. Pasalnya, pengerjaan konstruksi yang sedianya dimulai akhir Mei lalu, kini belum terlihat aktivitas di lokasi. Begitu pula dengan pembebasan lahan di segmen Jalan Juanda.

Meskipun pengukuran telah rampung, namun negosiasi harga antara Pemkot Samarinda dengan pemilik lahan tidak berjalan mulus. Pengamat perkotaan dan lalu lintas Haryoto kepada Kaltim Post, Minggu (1/6) menuturkan, molor atau tidak pengerjaan proyek flyover yang menghubungkan Jalan Juanda dan Jalan AW Sjahranie, Samarinda Ulu itu ada di tangan Pemkot Samarinda dan kontraktor PT Wijaya Karya.

“Selesai atau tidaknya tergantung manajemen yang terlibat. Ada kontraktor, konsultan pengawas, pimpinan proyek (sekarang PPTK/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Red.). Mereka harus tepat menyusun schedulenya,” ujar Haryoto. Dalam schedule yang disusun nantinya harus sesuai kemampuan tim. Sehingga progres dari hari ke hari bisa diketahui.

“Jika 18 bulan harus selesai, berarti progres setiap bulan harus mencapai enam persen. Jika tidak tercapai, harus ditingkatkan lagi,” paparnya. Tidak kalah penting, adalah ketersediaan bahan baku struktur. Menurutnya, hampir semua komponen flyover akan didatangkan dari luar daerah. Seperti baja maupun beton dan tiang pancang.

Belum lagi faktor-faktor sosial yang kerap menjadi kendala proyek besar di Kota Tepian. “Termasuk faktor cuaca. Apalagi masih ada yang harus diselesaikan terkait pemindahan tiang listrik PLN, pipa PDAM, reklame. Segmen Jalan Juanda lebih berat dibanding Jalan AW Sjahranie. Kondisinya juga rawan banjir,” jelasnya.

Sekadar diketahui, Pemkot menargetkan setelah Wika ditetapkan sebagai pemenang lelang, dijadwalkan pengerjaan fisik dimulai akhir Mei 2014. Namun, dari pantauan media ini, belum ada tanda-tanda pengerjaan akan dimulai. Sebagai informasi, pagu anggaran proyek sepanjang 621 meter itu awalnya disebut Rp 81,5 miliar.

Kemudian membengkak menjadi Rp 127 miliar karena ada perubahan kualitas beton. Pada tahap awal telah dikucurkan Rp 19,9 miliar dengan sistem pembiayaan tahun tunggal (single-year contract). Dengan rincian, Rp 17,8 miliar untuk kegiatan fisik. Sisanya, masing-masing Rp 500 juta untuk belanja konsultan dan jasa.

Tahap kedua adalah pengerjaan fisik flyover. Skema pembiayaannya berupa kontrak tahun jamak (multiyears contract) dengan total Rp 61,5 miliar. Yakni, dikucurkan dari APBD-P 2013 sebesar Rp 12 miliar dan APBD murni 2014 sebesar Rp 49,5 miliar. Pemkot menargetkan jalan layang tersebut bisa digunakan pada akhir 2015 mendatang. [] RedFj/KP