Sentuhan Edi Damansyah Mentransformasi Sektor Perikanan Kukar
KUTAI KARTANEGARA – Di tepian Sungai Mahakam, di desa Anggana, kehidupan berdenyut seiring irama alam. Matahari terbit membawa harapan baru bagi para nelayan dan pembudidaya perikanan yang telah lama bersahabat dengan sungai dan laut. Mereka adalah penjaga tradisi, pahlawan tanpa tanda jasa yang menghidupi keluarga dengan tangkapan hari itu.
Namun, di balik kesederhanaan rutinitas ini, ada kisah-kisah transformasi yang berlangsung, dipicu oleh kebijakan-kebijakan yang memperhatikan keberlanjutan dan kesejahteraan. Di tengah-tengah mereka, muncul seorang pemimpin yang dengan cepat menjadi simbol dari perubahan positif tersebut.
Edi Damansyah, sang nakhoda yang mereka percayai, telah menjadi lebih dari sekadar bupati. Bagi mereka, ia adalah simbol kemajuan dan harapan. Di bawah kepemimpinannya, program-program seperti Dedikasi Kutai Kartanegara (Kukar) Idaman telah menyentuh kehidupan mereka. Mesin diesel dan ketinting, cool box untuk menyimpan ikan, semuanya telah menjadi bagian dari perubahan yang mereka rasakan.
Ketika matahari tenggelam, cerita-cerita tentang laut dan sungai bercampur dengan doa dan harapan. Di warung-warung kopi, di atas perahu-perahu yang bersandar, pembicaraan sering berujung pada satu nama, Edi Damansyah. “Dia lebih memperhatikan, terutama kepada kami di wilayah pesisir,” kata Aswar, seorang pembudidaya ikan di Muara Pantuan. “Banyak bantuan yang telah kami terima, terutama bibit dan racun saponin yang sangat membantu kami,” tambahnya.
Nelayan Tangkap di Muara Pantuan juga banyak merasakan dampaknya. Mesin diesel, alat tangkap, hingga bantuan langsung tunai bukan cuma membuat mereka bertahan, tapi juga berkembang pesat. “Di sini kami bisa menjual hasil tangkapan dengan nilai yang baik. Harganya alhamdulillah sesuai,” ujar Irwan Karmila, nelayan tangkap di Muara Pantuan, yang juga ketua Kelompok Usaha Bank (KUB) Sinar Lautan Jaya.
Ketika pemilihan bupati mendekat, suara-suara di Anggana menjadi lebih lantang. Mereka menginginkan Edi Damansyah kembali menjabat, bukan karena politik, tapi karena mereka telah melihat hasil nyata di air yang mereka arungi setiap hari. Mereka telah melihat bagaimana anak-anak mereka kini memiliki akses ke pendidikan yang lebih baik, bagaimana hasil tangkapan mereka meningkat, dan bagaimana masa depan yang lebih cerah kini tampak di cakrawala.
Pada masa kepemimpinannya, Edi Damansyah sukses mendongkrak sektor perikanan. Dengan kebijakan yang tepat, produksi perikanan tangkap di Kukar melejit, mencatatkan peningkatan sebesar 22 persen menjadi 98.397 ton pada 2023 dari sebelumnya 80.748 pada 2021. Sementara itu, produksi perikanan budidaya meningkat tajam sebesar 51 persen, mencapai 191.122,52 ton pada 2023 dari sebelumnya 126.773 ton.
Inisiatif-inisiatif ini tidak hanya meningkatkan nilai produksi perikanan Kukar menjadi Rp8,92 triliun pada 2023 dari sebelumnya Rp6,99 triliun, tetapi juga meningkatkan Nilai Tukar Nelayan Kukar menjadi 103 pada 2023, mendekati target akhir renstra sebesar 105. Capaian imersif tersebut tak lepas dari keseriusan Edi Damansyah membangun sektor perikanan. Dari Program Dedikasi Idaman yang diusung, para nelayan dan pembudidaya perikanan produktif memang menjadi salah satu target strategisnya.
Ada 25 ribu orang yang disasar dengan ragam bantuan. “Fasilitas nelayan dan pembudidaya ikan tahun ini sudah mencapai target, yaitu 25 ribu orang,” ungkap Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kutai Kartanegara (DKP Kukar), Muslik. Dengan penuh antusiasme, Muslik juga mengungkapkan pembangunan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Sungai Meriam. Inisiatif ini diharapkan akan menjadi katalis yang mendorong perputaran ekonomi di sektor perikanan Anggana, memberikan nelayan akses langsung ke pasar yang lebih luas dan efisien, Minggu (17/03/2024). []
Redaksi01