Ramadhan di Pontianak, Tak Lengkap Tanpa Sotong Pangkong
PONTIANAK – Selama bulan Ramadhan, setiap daerah di Indonesia memiliki atau sajian khas. Bila tak jadi menu berbuka, tak lengkap rasanya. Di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) warga biasanya menyantap makanan tradisional berupa cumi kering yang dibakar atau sotong pangkong. Rasa makanan satu ini sangatlah gurih dan pengolahannya pun sedikit unik. Setelah dibakar cumi atau sotong dipukul – pukul menggunakan palu.
Setiap Ramadhan disepanjang Jalan Merdeka Pontianak akan ditemukan banyak pedagang kecil yang menyajikan makanan khas Pontianak. Warga Pontianak rajin menyebutnya Sotong Pangkong sebab sebelum disajikan cumi dipukul – pukul atau di pangkong dalam bahasa Pontianaknya.
Makanan ini terbuat dari cumi yang dikeringkan lalu dibakar dengan menggunakan arang, setelah dibakar maka cumi ini akan dipukul – pukul menggunakan palu. Tujuannya agar rasanya gurih, sotong pangkong banyak peminatnya harganya pun cukup terjangkau. Satu porsi sotong pangkong dihargai antara 4 hingga 15 ribu rupiah.
Sotong pangkong akan terasa nikmat bila dimakan dengan saos cabe dan cuka sehingga rasanya lengkap dari manis, asin, gurih dan pedas. Penggemar sotong pangkong atau cumi kering pangkong ini beragam dari anak kecil, remaja hingga orang tua. Mereka selalu menyempatkan diri mencicipi sotong pangkong ini sebab hanya bisa ditemukan setiap bulan Ramadhan.
Selama bulan Ramadhan, orang-orang biasa menikmati sotong pangkong pada malam hari berbagai sudut kota Pontianak. Para pedagang musiman sotong pangkong menerima banyak pesanan makanan yang dibuat dari cumi kering yang dibakar kemudian dipukul-pukul menggunakan palu di meja serta disajikan dengan saus cabai campur kacang tanah itu.
Selama Ramadhan, bunyi dag-dug dari para pedagang sotong pangkong yang memukul-mukul cumi kering di meja bersahut-sahutan sejak matahari mulai terbenam di sepanjang Jalan Merdeka Barat, Pontianak.
Nurul Hikmah, seorang pedagang sotong pangkong, dalam semalam bisa menjual sampai ratusan sotong atau cumi kering yang dijual dengan harga satuan Rp15 ribu hingga Rp60 ribu sesuai ukuran cumi kering. “Kalau di bulan Ramadhan, rata-rata satu pedagang mampu menjual seratusan ekor per malamnya,” katanya.
Ia menambahkan, pembeli sotong pangkong bukan hanya orang Pontianak, tapi juga wisatawan dari luar kota yang ingin mencicipi makanan khas kota itu. “Sotong pangkong khas Pontianak sudah terkenal dimana-mana, tidak heran kalau ada tamu-tamu dari luar setiap datang ke Pontianak selalu menyempatkan diri untuk menikmati sotong pangkong,” katanya.
Di antara para pembeli sotong pangkong di kawasan Jalan Merdeka, Pontianak, ada Anwar Huda, yang menikmati cumi kering bakar bersama teman-temannya. “Sayang kalau sampai tidak menyempatkan diri menikmati cumi ini,” katanya saat menikmati sotong pangkong yang rasanya gurih, asin, dan pedas kalau sudah dicampur dengan saus kacang.
Dia biasanya menghabiskan dua sotong pangkong saat bersantai sambil minum teh atau kopi bersama teman-temannya. [] IND/ANT