Banjir 12 Meter ‘Hajar’ Bahau Ulu

Parah banjir di Bahau Ulu. Sedikitnya ada 8 rumah di pinggir sungai hanyut terbawa arus.
Parah banjir di Bahau Ulu. Sedikitnya ada 8 rumah di pinggir sungai hanyut terbawa arus.

MALINAU – Musim penghujan mengakibatkan sungai di daerah pedalaman Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dilanda bencana banjir. Banjir terjadi di beberapa desa Kecamatan Bahau Ulu.

Bahau Ulu berada di wilayah perbatasan dan pedalaman di Malinau. Tidak tanggung-tanggung, ketinggian banjir mencapai 12 meter dari batas normal air pada hari-hari biasa. Masyarakat mengetahui ketinggian air tersebut dari tanda dan ukuran tertentu untuk mengetahui kondisi arus air sungai yang dilalui menggunakan perahu.

Dijelaskan, menurut laporan sementara yang masuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dari pihak Kecamatan Bahau Hulu, terdapat 8 rumah warga hanyut. Dua dari 8 rumah itu di antaranya rumah dinas guru sekolah dasar (SD), sedangkan 6 unit lainnya adalah rumah warga.

Salah satu rumah yang hanyut itu berada di Desa Long Kemuat. Ada pula laporan kerusakan berat infrastruktur akibat banjir di enam desa Kecamatan Bahau Hulu. “Yang paling parah itu di Desa Long Uli, ada 7 unit rumah yaitu 5 rumah warga dan 2 perumahan guru. Kemudian ada 7 unit yang hanyut,” kata Elisa.

Dia juga mengatakan, warga yang kehilangan tempat tinggal di Kecamatan Bahau Hulu sebanyak 32 kepala keluarga (KK). Sedangkan ratusan jiwa yang mengungsi dan menempati Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu) dan gereja atau tempat yang lebih tinggi sebagai tempat tinggal sementara selama banjir berlangsung. Karena air sampai menghanyutkan rumah-rumah masyarakat.

“Bisa dibayangkan, ketinggian air kemungkinan mencapai 2-3 meter di lokasi perumahan penduduk. Jadi, selain rumah, sejumlah lumbung padi masyarakat juga ikut hanyut akibat musibah banjir ini,” ujarnya.

Menurut informasi pihak Kecamatan Bahau Hulu, para korban banjir sangat membutuhkan sandang dan pangan. Mengingat, air bah datang pada malam hari pukul 23.00 Wita, sehingga kemungkinan besar tak banyak harta benda masyarakat yang terselamatkan. Termasuk kebutuhan pokok, seperti gula, kopi beras, dan lainnya.

“Pihak Kecamatan Bahau Hulu menyampaikan ke kami akan ngebon di toko-toko untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat yang terkena banjir. Kami izinkan, karena kami terlambat dan nanti kami tanggulangi,” ujar Elisa kepada wartawan.

Pihaknya juga sudah melaporkan kepada BPBD Provinsi Kaltara melalui Bupati Malinau atas peristiwa alam ini sesuai dengan laporan pihak Kecamatan Bahau Hulu. Sedangkan untuk dokumen dan data-data lengkapnya, masih akan dilakukan pendataan ulang oleh BPBD dan kecamatan di lapangan untuk melengkapi berkas laporan ke Pemerintah Provinsi Kaltara. [] KP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *