Wah, Nama Masjid kok Jadi Polemik

Nama Wahyu al-Hadi pada masjid ini dinilai politis karena nama Hadi identik dengan nama belakang Bupati Supian Hadi.
Nama Wahyu al-Hadi pada masjid ini dinilai politis karena nama Hadi identik dengan nama belakang Bupati Supian Hadi.

KOTAWARINGIN TIMUR – Pemberian nama Wahyu al-Hadi pada masjid agung di Islamic Center yang terletak di Jalan Sudirman Kilometer 3, Sampit, Kota Waringin Timur (Kotim) menjadi polemik berlarut-larut setelah peresmiannya beberapa waktu lalu.

Polemik nama masjid itu karena ada identitas Hadi yang oleh sejumlah masyaarakat Kotim dinilai mengandung unsur politis, dimana Supian Hadi, Bupati Kotim. Apalagi, pada beberapa masjid yang dibangun di Kotim, sudah banyak yang menambahkan embel-embel al-Hadi.

Nama “Al Hadi” itu menjadi ciri khas pembangunan masjid yang dilakukan semasa pemerintahan Supian Hadi. Di Kecamatan Parenggean ada masjid Bahtera Al Hadi. Kemudian di Cempaga Hulu ada Masji Al Hadi Badarudin. Di Kecamatan Baamang ada masjid Baitul Rahmad Al Hadi. Gerbangnya dibangun dengan nama “Gerbang SAHATI”.

Namun demikian, Supian Hadi menegaskan bahwa nama Wahyu Al Hadi, yang disematkan pada masjid yang berada di Komplek Islamic Centre Sampit, sebenarnya masih belum resmi.

Sampai saat ini dirinya masih belum meresmikan penggunaan nama tersebut. “Perlu diketahui bahwa yang saya resmikan adalah Komplek Islamic Centre dan Bundaran yang ada di sekitarnya. Sedangkan masjid belum saya resmikan, sehingga belum ada nama yang permanen atas masjid tersebut,” tegasnya kepada wartawan, Rabu (3/6).

Supian Hadi menegaskan, akan membahas secara khusus masalah ini, sehingga masyarakat bisa mendapatkan penjelasan yang gamblang terkait dengan masalah tersebut.

Selama ini dirinya lebih memilih untuk diam dan tidak ikut berpolemik dalam hal penamaan masjid, karena dirinya sedang memikirkan langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Polemik yang terjadi tidak perlu diperpanjang dan terus menuai kontraversi yang tidak ada manfaat apapun, terutama bagi kemaslahatan Umat Islam dan kepentingan pembangunan di Kotim.

Secara khusus, Supian Hadi mengaku akan menyiapkan waktu secara untuk membahas masalah penamaan masjid dengan melibatkan sejumlah pihak terkait guna mencari solusi yang tepat dalam menyelesaikan.

Selanjutnya akan menyampaikannya kepada media massa, agar bisa disampaikan secara luas kepada masyarakat.

JANGAN JADI POLEMIK

Sementara Mantan Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Wahyudi K Anwar meminta masyarakat tak lagi mempermasalahkan nama Masjid Raya Wahyu Al Hadi. “Sebenarnya apa yang salah dari nama Wahyu Al Hadiitu. Rasanya nama itu sudah sangat tepat dan indah, artinya memang wahyupenerang. Mengapa dipermasalahan, karena dikaitkan dengan nama Wahyudi danSupian Hadi,” jelas Wahyudi.

Dia mengakui, pencetus pembangunan masjid raya danIslamic Center dilakukan pada masa kepemimpinannya. Kemudian diselesaikan Bupati Kotim Supian Hadi saat ini.  Sekitar 10 tahun baru selesai dengan menelan biaya puluhan miliar. Semua dilakukan dengankemajuan Islam di Kota Sampit dan tidak ada tujuan politis sama sekali.

“Seharusnya masyarakat Kotim bersyukur kita memiliki masjidtermegah saat ini, ditunjang dengan fasilitas Islamic Center yang bagus sekali.Bukan malah mempermasalahan nama masjid, nama saja Wahyudi bukan Wahyu. Kamisadar bahwa ini adalah tahun politik, dimana segala sikap selalu disoroti lalu dikaitkandengan politik. Tapi janganlah kalau untuk masjid, ini milik umat dan rakyat,” pintanya.

Wahyudi berharap tidak ada polemik nama masjid, apalagiingin menggantinya dengan nama lain. Nama Masjid Agung Wahyu Al Hadi mudahdiingat masyarakat, tinggal saat ini bagaimana masyarakat dan umat Islam memakmurkannya. Karena tidak ada gunannya dibangun megah kalau tidakdimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.

Sebelumnya sejumlah elemen masyarakat sempat mempertanyakanasal-usul nama tersebut, dan menilai bahwa pemberian nama berkaitan denganpolitik.

Sayangnya hal itu dinilai tidak mendasar karena hanya dikait-kaitkansaja. Sehingga nama masjid akan tetap seperti yang ada saat ini, karenasebelumnya sudah dikonsultasikan dengan sejumlah pihak yang memang memahamiarti dan makna nama tersebut.

“Kasian umat kalau hal ini terus diributkan, biarkan namaitu kita gunakan sampai kapanpun nanti. Yang jelas sama sekali tidak ada unsurpolitik di dalamnya, ini demi kemajuan umat Islam semata. Jangan dikaitkandengan politik, nanti umat dan masyarakat jadi bingung,” harap Wahyudi.

TAK ADA KEUNTUNGAN

Sedangkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kotim KH Abdul Hadi Riduan, meminta umat Islam untuk tidak terus mempolemikan penamaan Wahyu Al Hadi, pada masjid yang berada di kawasan Islamic Centre Sampit. Tidak ada keuntungan apapun yang diperoleh dari polemik yang berkepanjangan terkat dengan penamaan tersebut.

ulama masjid wahyu al-hadi

“Kami siap untuk memfasilitasi adanya keinginan masyarakat untuk menggali nama yang dinilai pantas bagi masjid tersebut. Selain nama Wahyu Al Hadi yang diberikan saat ini. Mari kita sama-sama mendiskusikannya untuk menyelesaikan polemik secara baik dan bijak,” ujarnya kepada wartawan (29/5) lalu.

Menurutnya nama Wahyu Al Hadi, sudah sangat baik, karena memiliki arti dan makna yang indah, yaitu petunjuk yang baik. Diharapkan keberadaan masjid bisa menjadi petunjuk yang baik bagi umat Islam, bahkan bagi Kotim. Sehingga, semakin maju dan berkembang, serta selalu mendapat petunjuk dan keberkahan dari Allah Swt.

Dari sejarah berdirinya masjid ini, diakuinya tak lepas dari peran besar dua bupati Kotim, yaitu Wahyudi K Anwar dan Supian Hadi. Mengingat sejarah itulah nama kedua bupati itulah yang dijadikan nama masjid tersebut. “Kalau umat Islam Kotim tidak sepakat, masih ada kesempatan untuk diusulkan nama yang lain. Kami siap untuk menfasilitasi keinginan tersebut,” tandasnya.

Sampai saat ini nama Wahyu Al Hadi, masih belum direkatkan secara permanen pada masjid megah yang berada di Jalan Jendral Sudirman Km 3,2 Sampit arah Pangkalan Bun. Papan nama berwarna kuning yang berada tepat di atas pintu utama masjid masih terlihat kosong. Nama Wahyu Al Hadi, masih sebatas pengucapan yang dilakukan untuk lebih memudahkan penyebutan atas masjid tersebut. [] RS/KKP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *